Mohon tunggu...
Marsefio
Marsefio Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Komunikasi di Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Pelita Harapan Karawaci Tangerang. Saat ini sedang menempuh studi S3 di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta

Kegemaran saya adalah menulis, menonton film, mengajar, melakukan kegiatan sosial dan kemasyarakatan serta menjadi trainer untuk pelatihan komunikasi efektif untuk sekolah sekolah, public speaking skkill untuk korporat serta kehumasan pemerintah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengulik Pemikiran Kritis Paul Virilio dalam Menyikapi Fenomena "Fear of Missing Out" (FOMO)

30 Juli 2023   03:04 Diperbarui: 30 Juli 2023   03:12 639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Karena tidak ada lagi horizons sebagai sasaran percepatan, mereka akan menciptakan yang tiruan---horizon pengganti." 

                                                                                                                       (Paul Virilio)

Fenomena "Fear of Missing Out" atau FOMO, yang akrab kita dengar sehari hari, terutama di kalangan generasi Z, telah menjadi salah satu aspek yang signifikan dari kehidupan kontemporer. Seiring  dengan berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi serta keberadaan  media sosial, manusia semakin terhubung secara global, namun pada saat yang sama,  semakin rentan pula  terhadap rasa cemas dan kegelisahan akibat merasa tertinggal dari berbagai kesempatan dan pengalaman yang terjadi di sekitar mereka. Untuk mengungkap dan menyikapi fenomena FOMO ini, penulis  mengulik pemikiran kritis seorang filsuf dan sosiolog asal Prancis, Paul Virilio, yang namanya mungkin jarang disebut  karena itu jarang dikenal oleh banyak orang.

 Mengenal Paul Virilio

Paul Virilio adalah seorang intelektual yang dikenal karena pandangan kritisnya terhadap teknologi, media, dan perubahan sosial. Ia lahir pada tahun 1932 di Paris dan Ketika ia remaja, mengalami masa masa perang selama Perang Dunia II berlansung.  Pengalaman ini ternyata kelak memberikan pengaruh yang kuat dalam karyanya. Virilio sangat tertarik dengan pertumbuhan teknologi dan dampaknya terhadap masyarakat. Dalam karya-karyanya, ia berbicara tentang konsep kecepatan, perang, dan bagaimana teknologi membentuk persepsi kita tentang waktu dan ruang.

Dalam paparannya di mata kuliah Teori Kritis, Dr Fahruddin Faiz menjelaskan mengenai salah satu buah pemikiran Paul Virilio yang dikenal sebagai Dromologi.

Dromologi merupakan istilah yang digunakan Virilio untuk menggambarkan studi tentang kecepatan dan pergerakan manusia di era modern.

Dromologi berasal dari bahasa Yunani, Dromos yang artinya balapan atau perlombaan adu cepat, dan Logos yang artinya semesta pengetahuan. Secara sederhana, Dromologi berarti semesta berpikir yang didasarkan kepada prinsip kecepatan.

"Today, everything is about speed and real-time. We are no longer concerned with real space"

Selanjutnya penulis akan membawa pembaca untuk lebih mengenal beberapa konsep utama dalam dromologi Paul Virilio :

  • Kecepatan dan Ruang: Virilio berargumen bahwa peningkatan kecepatan transportasi telah mengubah persepsi kita tentang ruang. Teknologi transportasi modern memampukan kita untuk bergerak lebih cepat dari sebelumnya, sehingga mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan fisik dan mengurangi persepsi jarak.
  •  Efek Singkat dan Penghancuran Jarak Waktu: Dalam masyarakat yang bergerak cepat, informasi dapat menyebar dengan cepat, tetapi juga menjadi lebih dangkal. Kita menjadi terbiasa dengan berita yang cepat berdatangan dan sering kali kehilangan pemahaman mendalam tentang peristiwa tersebut. Kecepatan informasi juga dapat menyebabkan kurangnya refleksi dan pemikiran kritis.
  • Kecelakaan dan Bahaya: Peningkatan kecepatan juga berarti peningkatan potensi bahaya dan kecelakaan. Teknologi dan kendaraan yang lebih cepat cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi, dan Virilio mengingatkan kita untuk berhati-hati tentang dampak negatif dari kecepatan tanpa batas.
  • Ketergantungan pada Teknologi: Dalam masyarakat dromologi, kita semakin tergantung pada teknologi untuk berkomunikasi dan bergerak. Ketergantungan ini membawa risiko ketika teknologi mengalami gangguan atau kegagalan.
  • Pertumbuhan Urban: Kecepatan transportasi dan komunikasi telah menyebabkan pertumbuhan perkotaan yang cepat. Ini menciptakan kepadatan penduduk yang tinggi dan tantangan infrastruktur serta lingkungan.
  • Memahami Fear of Missing Out (FOMO)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun