Dampak Overachieving pada Kesehatan Psikologis Remaja
Overachieving, atau upaya untuk melampaui ekspektasi secara berlebihan, menjadi fenomena yang semakin sering terjadi di kalangan remaja. Di tengah tekanan sosial, tuntutan akademik, dan harapan keluarga yang tinggi, banyak remaja berjuang untuk selalu menjadi yang terbaik. Meskipun terlihat positif, dorongan semacam ini dapat berdampak negatif pada kesehatan psikologis. Psikolog Carol Dweck menjelaskan bahwa harapan yang terlalu tinggi tanpa dukungan emosional yang memadai sering kali menyebabkan stres berkepanjangan dan rasa ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
Tekanan ini sering kali membuat remaja kehilangan keseimbangan antara prestasi dan kebutuhan pribadi mereka. Banyak dari mereka mengorbankan waktu untuk beristirahat, bersosialisasi, atau bahkan menjaga kesehatan demi mencapai tujuan ambisius. Penelitian dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa remaja yang mengalami tekanan untuk berprestasi cenderung merasa cemas, lelah, dan rentan terhadap burnout. Kondisi ini dapat diperburuk oleh rasa takut gagal yang terus menghantui, sehingga mereka lebih fokus pada hasil daripada proses belajar itu sendiri.
Selain itu, overachieving juga berdampak pada hubungan sosial. Remaja yang terlalu fokus pada prestasi pribadi sering kali mengabaikan pentingnya interaksi dengan teman sebaya, yang sebenarnya sangat diperlukan untuk membangun identitas sosial pada usia ini. Erik Erikson, seorang psikolog perkembangan, menyatakan bahwa masa remaja adalah periode kritis untuk membangun hubungan interpersonal yang sehat. Ketidakseimbangan ini bisa membuat mereka merasa terisolasi, yang meningkatkan risiko depresi atau rendahnya rasa percaya diri.
Tidak hanya kesehatan psikologis, dampaknya juga terlihat secara fisik. Kurang tidur, kelelahan, dan pola makan tidak teratur sering dialami remaja yang terlalu sibuk mengejar target ambisius. Studi dari National Institute of Mental Health menunjukkan bahwa stres kronis akibat tuntutan berlebihan dapat melemahkan sistem imun dan memicu gangguan kesehatan serius. Untuk membantu remaja keluar dari siklus ini, orang tua dan pendidik perlu berperan aktif. Memberikan dukungan emosional, menetapkan harapan yang realistis, dan menanamkan nilai bahwa proses sama pentingnya dengan hasil dapat membantu mereka lebih bijak dalam mengejar tujuan. Dr. John Grohol, seorang psikolog, menekankan pentingnya pendekatan yang seimbang untuk mencegah dampak buruk dari overachieving.
Secara keseluruhan, overachieving pada remaja adalah masalah yang perlu mendapat perhatian. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat merusak kesejahteraan psikologis dan fisik mereka. Dengan pendekatan yang tepat, remaja dapat belajar untuk mencapai prestasi tanpa mengorbankan kesehatan mereka, membangun kepercayaan diri, dan menikmati proses perkembangan yang lebih sehat.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H