Jam menunjukkan pukul 12 malam. Nila tengah duduk menatap Komputernya,
fikirannya masih terfokus pada data keuangan yang dibuat untuk besok pagi. Â
Secangkir kopi sudah ia habiskan untuk menemani dirinya.Â
kring kring. Dering nada telfon memecahkan heningnya malam.Â
Nila berdecak malas ketika melihat siapa yang menelfon dirinya tengah malam,Â
ia lebih memilih untuk mengabaikannya dan beralasan besok pagi.
Lagian orang mana yang tengah malam menelfon hanya untuk membahas pekerjaan?
Kak Dina adalah sesosok atasan yang menyebalkan, tidak sabaran, maunya menang sendiri, dan terima beres.Â
Nila memang sudah muak dengan kelakuannya tapi bagaimanapun Kak Dina adalah atasannya
 jadi mau tidak mau ia harus menuruti perintahnya, lagi pula Nila masih mmebutuhkan pekerjaan ini.Â
Segera Nila menuntaskan pekerjaannya agar ia bisa tidur dengan tenang. Beberapa menit kemudian pekerjaannya
pekerjaannya sudah hampir selesai, Nila mulai istirahat sejenak dan menuju dapur untuk mengambil minum.Â
Sekedar iseng Nila mengecek kamar adiknya dan melihatnya sedang terlelap.Â
Segera ia menuju dapur dan membuka kulkas dengan pelan, Nila duduk didepan kulkas dan meneguk habis airnya.Â
Saat ia hendak menuang airnya lagi terlihat bayangan adiknya dari celah pintu kulkas. Nila menegur tapi tidak ada respon.
Acuh, selesai minum ia berdiri lalu menutup pintu kulkasnya, dilihat adiknya sudah tidak ada, mungkin sudah pergi ke kamar pikirnya.Â
Namun saat hendak ke kamar terasa dari belakang seperti ada yang berlari, Nila menoleh dan memanggil adiknya.Â
Nihil tidak ada respon lagi. Dengan kesal Nila kembali ke kamarnya, tapi ia mengecek kamar adiknya lagiÂ
dan mendapati adiknya masih tidur. Nila sempat tertegun dengan kejadian ini.
Segera ia berlari ke kamarnya dan memilih untuk tidur dari pada menuntaskan pekerjaannya.Â
Keesokan paginya, sebelum ia berangkat ke kantor Nila menanyakan kejadian semalam dengan Ibunya.Â
Ibunya menjawab dengan tenang bahwa sudah biasa jika terjadi gangguan-gangguan kecil dirumahnya.
Namun karena Nila baru merasakannya jadi ia masih merasa shock dan sekarang ia sudah berfikir positif,
bahwa mereka hanya ingin dianggap ada walau dari dunia yang berbeda.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H