Mohon tunggu...
Marrotin NuroiniSalma
Marrotin NuroiniSalma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ketertarikan Bidang Pertanian

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP Sosialisasikan Elisitor Biosaka sebagai Terobosan Pertanian Berkelanjutan

17 Februari 2024   21:12 Diperbarui: 17 Februari 2024   21:26 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber : Dok. Pribadi)

Sejumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Desa Pagenteran, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang mengikuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan bertajuk "Elisitor Biosaka Sebagai Terobosan Pertanian Berkelanjutan", Jum'at (26/1/2024).

Kegiatan ini diinisiasi oleh salah satu mahasiwa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tim I Universitas Diponegoro, Marrotin Nuroini Salma. Mahasiswa program studi Agroekoteknologi tersebut melihat bahwa Desa Pagenteran merupakan sentra penghasil komoditas hortikultura.

Namun, dalam aspek budidayanya, para petani masih sangat bergantung dengan bahan sintetis baik pupuk maupun pestisida, hal tersebut akan berdampak buruk terhadap lingkungan dan manusia dalam jangka panjang. Sehingga diperlukanya sosialisasi salah satu inovasi dalam bidang pertanian untuk menuju ke arah pertanian organik yang berkelanjutan.

"Pupuk dan pestisida kimia memang memiliki reaksi yang sangat cepat terhadap pertumbuhan tanaman. Akan tetapi, jika digunakan secara terus menerus dan tanpa pengetahuan dosis yang tepat akan membuat rusaknya tanah dan resistensi organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu kecenderungan proses pembangunan pertanian masa depan adalah harus dilakukan secara berkelanjutan, ramah lingkungan dengan memperhatikan aspek ekologi, tidak hanya mengejar keuntungan ekonomi semata" Ungkapnya.

Elisitor Biosaka adalah inovasi baru metode pertanian yang terbukti cukup efisien dan ramah lingkungan. Biosaka mengandung makna Bio atau hayati atau tumbuhan, Saka singkatan dari Selamatkan Alam dan Kembalikan ke Alam. Biosaka menjadi salah satu solusi bagi petani untuk dapat bertani secara efektif dan efisien karena dengan penerapan Elisitor Biosaka, di samping dapat mengurangi biaya produksi karena pengurangan pemakaian pupuk kimia sintetis, juga telah terbukti dapat meningkatkan kualitas produk pertanian.

Elisitor secara umum dikenal merupakan zat kimia yang memberi sinyal pada tanaman agar tanaman menghasilkan zat metabolit sekunder yang dapat berfungsi dalam pertahanan tumbuhan dari berbagai cekaman dari luar yang dapat berupa cekaman biotik dan abiotik.

Bahan-bahan untuk membuat biosaka sangat sederhana dan mudah didapat. Hanya perlu menyiapkan lima jenis atau lebih rerumputan dan dedaunan dengan kualitas paripurna, yaitu yang tidak terkontaminasi dengan bahan kimia dan harus pada kondisi yang sehat dan dapat berasal dari masa fase pertumbuhan vegetatif seperti pucuk maupun fase generatif.

Beberapa langkah yang dilakukan dalam pembuatan Biosaka, adalah:

  • Campurkan bahan yang terdiri dari 5 jenis tanaman dengan air bersih sebanyak 2 -- 5 liter.
  • Remas bahan dengan pola sekali remas diikuti sekali mengaduk air berlawanan arah jarum jam
  • Peremasan secara terus-menerus dilakukan dibawah permukaan air.
  • Bahan yang diremas tidak boleh hancur, sehingga peremasan tidak boleh menggunakan blender, mesin, ataupun ditumbuk.
  • Peremasan dilakukan hingga ramuan homogen, yaitu sekitar 10 -- 30 menit.
  • Ciri visual biosaka yang homogen adalah tidak mengendap, homogenitas warna merata, tidak timbul gas, ramuan Biosaka terlihat pekat dan mengkilap seolah berminyak, diterawang tidak bening, dan terjadi peningkatan Total Disolved Solid (TDS)
  • Saring larutan Biosaka yang telah homogen dan masukkan ke dalam botol.
  • Ramuan Biosaka bisa langsung diaplikasian. Larutan Biosaka yang homogen

Pelatihan pembuatan Biosaka oleh mahasiswa Tim I KKN Undip, Marrotin Nuroini Salma, Jum'at (26/1) (Sumber: Dok. Pribadi)
Pelatihan pembuatan Biosaka oleh mahasiswa Tim I KKN Undip, Marrotin Nuroini Salma, Jum'at (26/1) (Sumber: Dok. Pribadi)

Konsentrasi penyemrotan untuk komoditas hortikultura sayuran yaitu 40 ml/15 L. Interval penyemprotan untuk komoditas hortikultura sayuran dilakukan seminggu sekali dengan dosis yang sama. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut minimal 1 meter di atas tanaman. Penyemprotan dilakukan sekali lewat dan tidak boleh diulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun