Dulu aku sering memprotes Allah, sebagai orang beriman aku merasa mengapa poligami itu ada padahal itu menyakiti perasaan wanita.
Seorang pria muslim akan mendukung poligami karena ini ada dalam syariat, dan bersesuaian juga dengan fitrah nafsunya.
Namun sebagai seorang perempuan muslim, atau kristen mormon, begitu anda menikah, probabilitas suami anda akan menikah lagi sudah menjadi 50%:50%. Kecuali memang anda mensyaratkan sebelum nikah, bahwa anda tidak ingin diduakan (boleh saja dan tidak bertentangan dengan agama).
Ini artinya, belajar memahami poligami adalah kewajiban, jika anda adalah orang yang suka menyiapkan diri.
Bagaimanakah menyikapi poligami jika anda seorang wanita muslim. Apa maksudnya ini, apakah ini ujian kesabaran? Apakah hikmahnya bagi wanita.
Sudut pandang ujian
______________________
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah: 216)
Percaya kepada Allah dan syariatnya, adalah sumber ketentraman, meski dalam ujian sekalipun. Poligami adalah ujian terbesar bagi seorang istri yang mencintai suaminya, namun itu hanyalah sebuah ujian daripada ujian lainnya. Ada yang diuji dengan kanker, ada yang diuji dengan harta, ada juga yang diuji dengan poligami. Tetapi tidak ada ujian yang lebih berat daripada yang bisa ditanggung manusia.
Banyak wanita yang menolak diuji dengan poligami, alasannya adalah untuk mencapai surga, bisa dengan jalan lain. Ya betul, tetapi sangat berbahaya bagi jiwa seorang perempuan muslim, jika ia menolak ujian ini jika dia datang, dan memilih bercerai dari suaminya. Karena terlarang bagi seorang wanita untuk meminta cerai dengan alasan poligami.
“Istri mana saja yang menuntut cerai dari suaminya padahal tidak ada kesulitan yang mendesak, maka haram baginya mencium wangi surga.” (HR. at-Tirmidzi no. 1187, Ibnu Majah no. 2055, dll, dinyatakan sahih dalam Shahih at-Tirmidzi)
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya, dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Fathir: 2)
Sudut pandang penyucian jiwa
_______________________________
Apa yang dianggap lebih kuat daripada cinta terhadap pasangan?
Cinta orang tua kepada anaknya.
Ingatkah cerita tentang nabi ibrahim alaihissalam, atau disebut abraham dalam ibrani, bapak dari para rasul, salah satu nabi besar..
Pelajaran apa yang kita dapat dari kisahnya, ketika ia dan istrinya memohon diberikan seorang anak, dan kemudian diberikan padanya seorang anak yang sempurna lagi soleh. Namun belum beberapa lama, anak tersebut sudah diminta Allah kembali. Nabi Ibrahim bermimpi dia harus menyembelih anaknya.
Apakah nabi Ibrahim menolak, apa anaknya menolak?
Sekalipun tidak, ia patuh untuk menyembelih anaknya hingga akhirnya sembelihan itu diganti oleh Allah, dengan kambing. Oleh karena inilah ia dijuluki bapak tauhid (monotheism), dan ia digelari khalilullah, atau kekasih Allah.
Apakah nabi ibrahim tidak sayang, apakah tega pada anaknya? Jangan ditanya lagi soal itu, namun adanya ajaran dan contoh ini membuat kita harusnya berpikir tentang tauhid. Apakah tauhid itu? Tauhid adalah melepaskan dan merelakan semua hal yang ada didunia ini, untuk memilih Allah dan menaati perintahnya.
Anak adalah false attachment, demikian juga pasangan hidup, atau harta, kesehatan, popularitas, komitmen. Apa sifatnya false attachment? Ia akan datang, membuat kita bahagia, mengajarkan kita hikmah, namun bukan milik kita, dan bukan tujuan kita. Ia bersifat tidak abadi, dan sunatullahnya adalah ia pasti memiliki ajal.
Wanita sangat dipengaruhi perasaannya, karena itu memang fitrah. Tetapi terkadang jika bersuami, harta dan rasa aman diberikan suami, pakaian dan kasih sayang juga dilimpahkan suami, wanita sering lupa bahwa bukanlah kecintaan itu yang jadi tujuan akhir. Banyak wanita yang dalam pengabdiannya, melupakan bahwa bukan suami tujuan kita, namun ridho Allah.
Hati manusia, terutama wanita, selalu inginkan kebahagiaan abadi, tapi jangan lupa bahwa keabadian itu milik Allah, dan tidak ada diatas dunia. Maka jangan salah, poligami adalah salah satu ajaran yang hikmahnya untuk membuat wanita kembali pada Allah.. untuk mengerti tauhid.
_______
Terakhir, ini beberapa kalimat kunci, yang kuharapkan dapat mengajak para ibu ibu untuk membuka mata terhadap poligami. Berikanlah kesempatan pada agama untuk datang dan menjelaskan, jangan keburu marah, tetapi berikanlah kesempatan pada agama yang kita yakini...
1. Kita tidak punya kontrol terhadap hati pasangan kita. Juga hati kita.
Atau hati anak anak kita. Sebetulnya malah, apakah ada sesuatu diatas dunia ini yang bisa kita kontrol seutuhnya?
Tidak ada.
2. Pasangan kita bukan sumber bahagia, dan bukan kewajiban pasangan kita untuk membuat kita bahagia.. bahagia itu datangnya dari Allah. Maka jangan kecewa padanya yang tidak mampu bahagiakan kita.
3. Jikapun anda memiliki utuh cinta suami anda dimuka bumi, ingatlah bahwa di padang mahsyar nanti suami anda akan melupakan anda, dan anda pun demikian. Berakhirlah cinta diatas bumi, digantikan dengan kebenaran hakiki, yaitu urusan hamba Allah (anda) dengan Allah sendiri
4. Suami adalah hadiah terindah dalam hidup anda. Namun ia adalah hadiah, pemberian Allah agar anda bersyukur...
Ujilah diri anda dengan hadits, "Tidak beriman seseorang dari kalian hingga dia mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari-Muslim dari Anas ra). Apakah sanggup anda memberikan hadiah tersebut (suami anda) kepada wanita lain? Jika tidak, mengapa?
Apakah anda merasa berhak memiliki suami anda seorang diri selamanya, kalau iya mengapa?
_____________
Mari kita berprasangka baik kepada Allah, pelajaran poligami membuat kita menata kembali hati, meski terpaksa. Saya menduga poligami ini akan membuat kita memiliki hati yang selamat (qalbun salim), dan bukankah itu tujuan kita?
“Yaitu hari yang harta dan anak-anak tidak akan memberi manfaat, kecuali orang-orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang selamat”(Asy Syu’ara : 88-89)
Yang belum mampu menerapkannya janganlah menentang atau berbicara buruk tentang syariat agama. Namun menangislah, para wanita, menangislah dan meminta kekuatan, pengertian, hikmah, kemudahan, dan mengadulah kepada Allah. Itu lebih baik daripada mencela syariat. Allah pasti menolong hambaNya, dan Ia sebaik baik penolong.
Semoga kelak, dengan menerima poligami, hati kita selamat dan akal kita mampu meletakkan segala false attachment, cinta dunia kita, pada tempat yang semestinya.
Pandangilah suami anda, anak anak anda, dan bersyukurlah atas hadiah dari Allah kepada anda hari ini. Namun latihlah hati agar ia ikhlas, manakala hadiah itu hilang, diambil orang, atau ditarik oleh si pemberi hadiah.
________
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS al-Fajr [89]: 27-30).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H