Mohon tunggu...
ning putri
ning putri Mohon Tunggu... -

Seorang pemikir, penyendiri ditengah keramaian

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Wanita, Sekolahlah yang Tinggi, Lalu Jadilah Ibu Rumah Tangga

20 Agustus 2014   03:43 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:06 1430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyiapkan diri menjadi full time mother (FTM) ternyata butuh banyak persiapan, berbeda dengan zaman mama kita dahulu. Di Jepang ada istilah kyoiku mama (education mother), tapi belakangan istilahnya menjadi negatif karena digambarkan ibu ibu ini menjadi tekanan bagi anak anaknya. Tetapi sebetulnya tidak begitu. Kyoiku mama biasanya terpelajar, rata rata S2, oleh karena itu biasanya mereka memegang kendali pendidikan anaknya dan tidak ragu membuat anaknya homeschooling.

Jika anda dan istri berencana agar istri anda menjadi FTM, sebaiknya diskusikan dan buatlah rencana bertahap. Tidak masuk akal berharap istri anda akan jadi FTM tanpa diskusi terlebih dahulu. Menjadi FTM dengan tujuan kyoiku mama berarti makanan, mainan, pendidikan dan jadwal anak adalah tanggungjawab ibunya. Namun kyoiku mama berbeda dengan irt yang berada dirumah dengan terpaksa (tidak bisa bekerja, harus mengerjakan pekerjaan rt yang setumpuk). Kyoiku mama boleh memiliki pekerjaan di rumah, diberi asisten rumah tangga, dan mereka juga biasanya memiliki komunitas.

Gambaran seorang kyoiku mama adalah, ia akan memiliki kebun sayuran segar, bahkan beberapa punya ayam. Anaknya hanya makan yang terbaik, organik, bebas GMO, dan ia mengontrol penuh jajan anaknya. Bahkan salah satu dosen kolega, istrinya membuat tepung sendiri untuk roti anaknya, karena tepung terigu yang ada saat ini, juga roti tawar, terlalu banyak mengandung bahan kimia pemutih dan pengawet. Kyoiku mama tidak harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga, tetapi ia sering turun tangan untuk memastikan makanan anaknya sehat. Organik, distilled water, kombinasi sayur, kacang kacangan, daging, telur dan susu non pasteurisasi.

Itu baru makanan. Kyoiku mama biasanya juga terlibat aktif dalam jadwal anak anaknya, jenis mainan edukasi, praktek percobaan sains, berkebun bersama, melatih tanggungjawab, hingga ibu ibu ini punya komunitas mainan kreatif dan soal soal latih jawab untuk anaknya.

Sebagai seorang muslim, jika anda berniat sedini mungkin mengajarkan al Quran, pola asuhan dekat antara ibu dan anak sangatlah bermanfaat dan lebih banyak bukti bahwa hafidz hafidz cilik biasanya dilatih oleh ibu bapaknya sedari dini. Jangan takut merasa bosan. Anak anda paling paling akan menempeli anda hingga usia 12- 15 tahun, lebih dari itu anda saja akan kesulitan menemui mereka atau meminta mereka memberi waktu untuk anda. Oleh karena itu usia paling baik untuk menjadi kyoiku mama adalah ketika anak anda masih bayi, hingga usia SMP. Lepas dari itu anda bisa bernafas sedikit lega.

Wanita wanita yang masih ingin bersosialisasi, entah dalam komunitas dakwah, atau sosial, dedikasikan waktu anda di masa emas anak (15 tahun awal), selepas dari itu anda bebas. Banyak dari kyoiku mama yang kembali mengambil kuliah, atau bekerja paruh waktu, setelah anak anak berusia 15 tahun. Anak mereka telah tumbuh dengan sistem yang baik, dan ibunya pun bahagia dengan seimbang.

Lalu apa bedanya kyoiku mama dengan ibu rumah tangga yang biasa dijumpai di Indonesia, bagaimana kita membedakan kyoiku mama dan irt biasa? Sebetulnya ya tidak ada bedanya, kyoiku mama adalah ibu rumah tangga yang memiliki sistem. Tapi kalau ditanya ke bapaknya, bedanya apa kyoiku mama dengan ibu rumah tangga pada umumnya? Bedanya adalah para kyoiku mama adalah ibu ibu yang memilih menjadi ibu rumah tangga, bukan terpaksa atau dipaksa. Beberapa diantaranya masih bekerja didalam rumah sebagai konsultan, freelancer, bahkan main saham. Mereka tidak selalu financially independen, tetapi itu karena pilihan.. beberapa diantaranya masih memiliki pendapatan yang dikelola diwaktu senggang. Kyoiku mama juga memiliki mindset yang fokus pada pendidikan anak, bukan household chores. Jadi tidak jarang kyoiku mama memilih melaundry pakaian, atau memiliki art, sementara dirinya bisa mengantar anaknya pergi les.

Ibu ibu, bekerja atau tidak, semuanya kembali kepada keadaan masing-masing. Semuanya ada baik buruknya. Menurut saya sih ini istilah yang keren agar ibu ibu pintar kita memiliki ambisi untuk memberikan yang terbaik buat keluarganya, ada rebrandingnya juga. Orang lebih suka disebut kyoiku mama, daripada ibu rumah tangga, karena istilah irt melekat dengan konotasi termarginalisasi, ibu ibu yang tidak bekerja dan tergantung 100% pada suaminya.

Ada benernya juga...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun