Mohon tunggu...
Khusnul Marom
Khusnul Marom Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Dengan Menulis, saya merasa ingin bersama anda. Dengan membaca, anda akan merasa kebersamaan kita tak akan abadi. namun biarlah tulisan ini yang akan menjadi saksi keabadian itu. :p

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Olimpisme = Panduan Globalisasi?

26 Oktober 2013   19:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:00 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kuis 6 Olimpisme, Nilai-nilai Olimpisme dalam Kehidupan Masyarakat Global

1.Banyak orang yang berpendapat bahwa globalisasi mengakibatkan “perubahan niai dalam masyarakat global”. Oleh karenanya “nilai olimpisme” menjadi kurang relevan lagi bagi masyarakat globalisasi. Bagaimana menurut anda? Tidak benar. Olimpisme merupakan “long life value” atau nilai yang berlaku sepanjang masa.Ajaran-ajaran olimpisme seperti saling menghargai perbedaan, semangat sportifitas, nilai kejujuran, motivasi untuk terus berprestasi, dll merupakan nilai dan filosofi yang harus dipakai manusia di setiap jaman. Justru dalam globalisasi nilai-nilai tersebut dianut bagi seseorang yang ingin bertahan hidup dan meraih kesuksesan di era globalisasi. Memang dalam globalisasi terdapat perubahan nilai-nilai, tapi yang dimaksud perubahan di sini ialah pengembangan terhadap nilai-nilai yang sudah ada sejak dahulu seperti nilai olimpisme untuk kemudian dimodofikasi dan disesuaikan dengan perkembangan jaman. Ibaarat sebuah makanan adalah dengan menambahkan cita rasa yang trend saat ini dikemas dengan kemasan yang modern agar mudah diterima oleh konsumen. Begitulah gambaran olimpisme di masa sekarang, massa era globalisasi.

2.Bagaimana menurut pandangan anda agar nilai-nilai olimpisme menjadi perilaku kehidupan masyarakat indonesia?Kunci dalam menanamkan nilai olimpisme dalam masyarakat Indonesia adalah dengan melakukan proses asimilasi nilai dan filosofi olimpisme dengann nilai dan filosofi yang sudah mengakar di setiap daerah di Indonesia. Kita mengetahui bahwa setiap daerah di Indonesia mempunyai nilai dann filosofi berbeda. Namun ternyata nilai tersebut selaras dengan ajaran-ajaran olimpisme. Tugas kita adalah memperkenalkan nilai olimpisme kepada masyarakat Indonesia bukan sebagai nilai baru, akan tetapi sebagai “teman” bagi nilai-nilai yang sudah ada di daerah tersebut. Dari pengenalan tersebut masyarakat bisa menyerap nilai olimpisme untuk kemudian di sesuaikan dengan nilai yang sudah mereka anut sebelumnya. Diharapkan dengan adanya kesadaran akan pentingnya memahami nilai olimpisme dalam kehidupan bermasyarakat, masyarakat akan lebih mudah menerapkannya dalam perilaku mereka sehari-hari.

3. Apa yang harus kamu lakukan agar tak menjadi pengangguran terdidik dalam masyarkat global?Dalam era globalisasi ini, untuk menjadi seorang pemenang bukan hanya dinilai dari sisi akademis saja. Jika seseorang hanya melengkapi diri dengan kemampuan akademis, maka dia berpeluang untuk menjadi pengangguran terdidik. Karena kita tahu bahwa setiap tahun universitas baik negeri maupun swasta meluluskan ribuan lulusannya untuk terjun di dunia kerja. Di antara mereka banyak yang mempunyai gelar akademis sama seperti kita dan jumlahnya berlipat ganda dengan jumlah orang yang menginginkan posisi pekerjaan yang ingin kita capai. Akibatnya, kursi yang diperebutkan harus didapatkan dengan persaingan ketat. Bagaimana kita bisa mendapatkan kursi itu? Mau tidak mau kita harus menjadi seorang pemenang. Dari sinilah nilai olimpisme berbicara. Saya mengambil konsep “Citius, Altius dan Fortius”. Kita harus lebih cepat mengembangkan diri dan menangkap peluang sekecil apapun. Ibaratnya kita harus berlari mecapai garis finish ketika orang lain masih merangkak, jongkok, duduk-duduk, santai atau masih tertidur lelap. Kita harus lebih tinggi pencapaian prestas di kala orang lain masih berangan-angan. Terakhir, kita harus lebih kuat dan pantang menyerah di kala orang lain baru melangkahkan kakinya sudah membawa bendera putih sebagai tanda ia sudah keluar dari perlombaan ketat ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun