Mohon tunggu...
Marni Kendenan_Fisip UAJY
Marni Kendenan_Fisip UAJY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi suka memasak dan juga membaca cerita Wattpad serta bermain voli

Selanjutnya

Tutup

Film

Di Adaptasi dari Novel, inilah Keberhasilan film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan 2019

1 Desember 2024   21:23 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:33 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster film imperfect:karier, cinta & timbangan 2019 (Sumber: Tribun Banyumas.com)

Film Imperfect: Karier, Cinta & Timbangan telah mencuri perhatian penonton Indonesia dengan tema yang relevan dan mendalam, serta pendekatan sinema yang cerdas dan menghibur. Disutradarai oleh Ernest Prakasa dan dirilis pada tahun 2019, film ini di adaptasi dari novel karya Meira Anastasia dengan judul yang sama. Mengangkat isu body shaming, film ini berhasil menyentuh banyak orang melalui narasi yang tidak hanya menyentuh, tetapi juga mengedukasi. Film ini menggali lebih dalam mengenai penerimaan diri dan perjuangan melawan stigma sosial, dengan menampilkan pesan penting bahwa kebahagiaan tidak bergantung pada kesempurnaan fisik.

Kesuksesan film ini tidak terlepas dari beberapa faktor kunci, salah satunya adalah pemilihan pemeran yang tepat. Jessica Mila dan Reza Rahadian tampil memukau dalam peran mereka sebagai Rara dan Dika, pasangan yang penuh konflik, cinta, dan tantangan. Keduanya berhasil membangun chemistry yang kuat sehingga penonton dapat dengan mudah terhubung dengan karakter yang mereka perankan. Selain itu, kehadiran Muhadkly Acho sebagai konsultan komedi memberikan sentuhan humor yang menghibur dan alami, membuat penonton tertawa sekaligus memahami pesan yang ingin disampaikan.

Selain itu, skenario yang ditulis oleh Ernest Prakasa dan Meira Anastasia memainkan peran penting dalam menjadikan film ini istimewa. Meskipun mengangkat tema berat seperti body shaming, skenario berhasil mengemasnya dalam genre komedi romantis yang ringan dan mudah dicerna. Hal ini memungkinkan pesan penting tentang kebahagiaan yang tidak bergantung pada kesempurnaan fisik, melainkan penerimaan diri dan dukungan dari orang-orang terdekat disampaikan dengan cara yang menghibur, namun tetap mendidik. Narasi yang disajikan memberikan ruang bagi penonton untuk merenung, tanpa kehilangan elemen hiburan yang penting dalam sebuah film.

Selain kualitas cerita dan akting, aspek produksi film Imperfect juga turut berperan besar dalam menarik perhatian penonton. Durasi film yang mencapai 113 menit atau 1 jam 53 menit dan pengambilan gambar yang berlangsung selama 30 hari menghasilkan visual yang menarik, memperkaya pengalaman menonton. Sinematografi yang digunakan berhasil memperkuat emosi yang ingin ditampilkan dalam setiap adegan, memberikan pengalaman yang lebih intens kepada penonton. Setiap elemen dalam produksi film ini dirancang untuk mendukung alur cerita yang mengalir dengan lancar.

Tak hanya sukses di layar lebar, film imperfect juga menuai prestasi di ajang-ajang bergengsi. Film ini meraih berbagai penghargaan, di antaranya dari Piala Maya dan Festival Film Indonesia, yang menunjukkan bahwa film ini tidak hanya diterima dengan baik oleh penonton, tetapi juga mendapat apresiasi dari kritikus film. Di box office, film ini mencatatkan pencapaian luar biasa dengan jumlah penonton yang melampaui 2,5 juta orang, menjadikannya salah satu film terlaris di Indonesia pada tahun 2019. Ini adalah salah satu film yang cocok ditonton oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Selain itu, film tersebut juga meraih Piala Citra untuk kategori Skenario Adaptasi Terbaik, yang menegaskan kualitasnya sebagai sebuah karya sinematik yang tidak hanya menghibur tetapi juga berbobot.

Respon positif dari penonton dalam melihat film ini juga menunjukkan bahwa film Imperfect berhasil menyentuh hati banyak orang . Perjalanan karakter Rara dalam menerima dirinya sendiri, ditambah dengan dukungan dari orang-orang terdekatnya, menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mungkin tengah menghadapi masalah serupa. Cerita ini dapat dengan mudah dihubungkan dengan pengalaman sehari-hari, dan penggunaan humor yang cerdas menjadikannya lebih mudah diterima oleh penonton, meskipun isu yang diangkat cukup berat. Kombinasi antara komedi, drama, dan pesan moral yang kuat menjadikan film tersebut  sebagai film yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan nilai edukatif tentang pentingnya penerimaan diri dan menghargai keunikan masing-masing individu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun