Mohon tunggu...
Marni Kendenan_Fisip UAJY
Marni Kendenan_Fisip UAJY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi suka memasak dan juga membaca cerita Wattpad serta bermain voli

Selanjutnya

Tutup

Film

Menyusuri Jejak Kemajuan Industri Perfilman Thailand: Potensi dan Tantangan

16 September 2024   08:11 Diperbarui: 16 September 2024   22:25 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Industri film Thailand telah mengalami transformasi yang luar biasa sejak kebijakan pembangunan ekonomi yang diterapkan antara tahun 1957 hingga 1973. Kebijakan ini telah mengubah wajah industri perfilman Thailand, membawa lonjakan besar dalam produksi film dan meningkatkan daya tarik internasional negara ini sebagai lokasi syuting utama. Di tengah kesuksesan yang terus berkembang, industri film Thailand kini menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang signifikan.

Salah satu perkembangan paling mencolok adalah pertumbuhan pesat dalam industri film asing di Thailand. Pemerintah Thailand telah menetapkan target ambisius untuk memperoleh Rp3,3 triliun dari produksi film asing, dan mereka berhasil mencapainya sebagian besar melalui proyek-proyek besar. 

Serial HBO "White Lotus" adalah salah satu contoh utama yang mengambil gambar di lokasi-lokasi eksotis seperti Bangkok, Phuket, dan Koh Samui. Sejak pandemi COVID-19, pendapatan dari industri produksi film asing di Thailand telah mengalami kenaikan sekitar 5,3%, mencapai 6,75 miliar baht (sekitar Rp 3 triliun) pada tahun 2023. Ini menunjukkan daya tarik Thailand sebagai lokasi syuting internasional yang tidak hanya menawarkan pemandangan yang menakjubkan tetapi juga insentif menarik bagi kru film internasional.

Kebijakan pemerintah yang mendukung juga memainkan peran penting dalam perkembangan ini. Thailand menawarkan berbagai insentif, termasuk potongan tunai sebesar 20% dan keringanan pajak penghasilan pribadi untuk aktor dan aktris asing. Ini telah menarik banyak produksi internasional dan menciptakan lapangan kerja bagi warga lokal. Keberadaan kebijakan ini tidak hanya memperkuat posisi Thailand di pasar film global tetapi juga memberikan dorongan ekonomi bagi industri lokal.

Kemajuan teknologi juga berperan besar dalam perkembangan industri film Thailand. Era digital telah memungkinkan penonton untuk mengakses film dan serial drama dengan lebih mudah melalui platform online. Perusahaan hiburan seperti GMMTV telah memanfaatkan YouTube untuk mendistribusikan serial drama populer seperti "F4 Thailand: Boys Over Flowers", yang telah meraih kesuksesan besar di berbagai negara Asia. Transformasi digital ini tidak hanya meningkatkan jangkauan penonton tetapi juga membuka peluang baru bagi produksi lokal untuk bersaing di pasar internasional.

Namun, dibalik pencapaian ini, terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Pertama, industri film Thailand masih sangat bergantung pada kebijakan pemerintah. Ketergantungan ini dapat menjadi risiko jika ada perubahan kebijakan yang tidak menguntungkan. Selain itu, keterbatasan sumber daya, baik dalam hal infrastruktur maupun teknologi, masih menjadi tantangan utama. Meskipun industri ini telah mengalami pertumbuhan, kekurangan dalam hal kualitas dan kapasitas produksi dapat membatasi kemampuan untuk menghasilkan film berkualitas tinggi.

Kompetisi global juga merupakan tantangan besar. Industri film Thailand harus bersaing dengan negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan yang juga memiliki reputasi kuat dalam perfilman. Untuk tetap relevan dan menarik perhatian internasional, Thailand harus terus berinovasi dan menciptakan konten yang unik dan menarik.

Meskipun tantangan tersebut, industri film Thailand terus menunjukkan keunggulan melalui film-film yang meraih kesuksesan besar. Film seperti "How to Make Millions Before Grandma Dies" yang meraup pendapatan kotor sebesar 2,6 juta dolar AS dan "Not Friends" yang menjadi perwakilan Thailand di ajang Piala Oscar 2024, merupakan contoh nyata dari keberhasilan industri ini. Selain itu, aktor terkenal seperti Ananda Everingham, dengan perannya dalam film "Alone", dan Nadech Kugimiya, dengan serial "F4 Thailand: Boys Over Flowers", telah membantu memperkenalkan film Thailand ke pasar internasional.

Di sisi lain, kru film Thailand seperti Pen-ek Ratanaruang dan Pat Boonnitipat telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kualitas dan inovasi dalam perfilman Thailand. Film-film yang dihasilkan oleh sutradara ini tidak hanya sukses secara lokal tetapi juga diterima dengan baik di pasar internasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun