Mohon tunggu...
Sumarni
Sumarni Mohon Tunggu... Guru - Berdoa dan berusaha

Jadikanlah shalat dan sabar sebagai penolongmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Seperti Ombak (Part 1)

26 Juli 2020   21:30 Diperbarui: 26 Juli 2020   21:19 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 2012 kisah itu dimulai. Saat itu aku masih duduk di bangku SMA. Perkenalan kita bermula di Facebook, dia menyapaku dan kami saling kenalan satu sama lain. Setelah perkenalan itu dia menghilang tanpa ada kabar.

Tahun 2014 aku sudah duduk di bangku kuliah semester 3, dia kembali menyapaku di Facebook dengan akun yang sama. Kami pun saling berbagi cerita, kemana dia pergi setelah perkenalan itu dan apa yang aku lakukan sejak dia menghilang. Tak menyia nyiakan kesempatan kami saling bertukar pin BB dan nomor telepon.

Obrolan kami berlanjut. 

Suatu hari dia kembali ke kampung halamnnya, dia mengajak bertemu. Aku sempat ragu dan berfikir yang bukan bukan, wajar saja fikirku, kami kenal lewat dunia maya tidak menutup kemungkinan khayalanku bebeda dengan kenyataan. ..Namun akhirnya aku memutuskan untuk bertemu.

Kuajak teman untuk menemaniku menemuinya, dan yah ... kami akhirnya bertemu. Tidak ada yang aneh semua sesuai dengan yang kufikirkan. 

Beberapa hari setelah itu kami sering ketemu, saling mengunjungi dan saling komunikasi satu sama lain, hingga suatu hari dia mengungkapkan bahwa dia ingin menjalin hubungan serius dengan aku.

Tentu tak semudah itu untuk menyetujui. Lalu kukatakan padanya bahwa sesungguhnya aku takut untuk memulai sebuah hubungan sebab aku sudah pernah gagal.

Namun dia berkata bahwa dia tidak ingin menjalin hubungan sebatas pacaran  dia ingin hubungan yang lebih serius dengan tujuan pernikahan. Aku sempat menolak dia terus meyakinkanku. Akhirnya Kumantapkan hatiku dan aku menerimanya. 

Setelah kami jadian dia kembali merantau, kami pun LDR an. Komunikasi pun hanya sesekali ketika dia dapat jaringan di tengah laut.

"Hubungan LDR itu setiap hari adalah Rindu. Setiap saat adalah curiga,tidaklah mudah saling percaya tanpa sebuah temu,namun dua orang yang saling percaya adalah kekuatan untuk saling mempertahankan kokohnya sebuah hubungan"

Bersambung... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun