Mohon tunggu...
M2
M2 Mohon Tunggu... -

Biasa tapi tidak biasa.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Review Film Flight 555: 2 Jam yang Membosankan

1 Februari 2018   22:13 Diperbarui: 1 Februari 2018   22:19 4464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bertabur bintang tidak menjamin film komedi Flight 555 yang baru rilis ini menyenangkan untuk ditonton.  Dari total durasi 1 jam 46 menit penonton disuguhi dialog dan guyonan garing.  Diluar ekspekasi menonton film komedi.  Sesekali penonton masih  merespon dengan ketawa kecil melihat ulah pemain.  Tapi sebatas hahahihi.

Film ini dibintangi Mikha Tambayong,  Gisela Anastasia,  Meriza Febriani,  Samuel Zylgwin,  Mathias Mucus,  Tara Budiman,  dan puluhan artis serta komedian yang sudah punya nama di Indonesia.  Alur maju yang dibawakan membuat cerita hanya mengalir.  Efek suara tidak bisa membawa penonton larut dalam emosi yang dimainkan. Emosi yang dibangun datar-datar saja.

Bagusnya ide film ini sudah outstanding,  diluar kebiasaan drama Indonesia yang cinta-cintaan saja dengan konflik yang itu-itu saja.  Produser terbilang berani memilih latar pesawat dan bandara. Sayangnya edukasi yang disisipkan kurang nendang,  hanya tersampaikan.  Padahal selain menghibur,  harusnya ada nilai atau pesan moral yang bisa didapat penonton

Flight 555 mengumpulkan orang-orang dengan berbagai masalah dan latar belakang sosial dalam sebuah pesawat.  Putu yang kabur karena enggan dijodohkan. Tapi harus pulang karena orang tuanya sakit. Ternyata perjalanan pulang tidak semulus harapan.  Karena ditengah perjalanan,  pesawat yang ditumpangi dibajak. Tokoh yang diperankan Tara ini jadi tokoh sentral.  Dia jadi lead hero penyelamat pembajakan pesawat.  Tapi setting dan motif pembajak terkesan mengada-ngada.  Meskipun film komedi tidak seharusnya kemasannya ngelawak seadanya.  Jadi terkesan biasa saja dengan celetukan-celetukan konyol tidak lucu. Pun peran para tokoh tidak luwes dan natural.

Flight 555 mencoba menghadirkan keberagaman dan unsur sosial budaya Indonesia. Kehadiran Ryan D'Massiv sekedar lewat.  Tidak ada peran atau gimmick menarik.

Akhir ceritanya sudah bisa ditebak.  Persekongkolan pembajak dengan Lidya,  salah satu pramugari sudah terbaca dan tidak surprise lagi diakhir cerita.

Flight 555 dirilis 18 Januari 2018. Film ini diproduksi Citra Visual Sinema dan disutradarai Raymond Handaya. Terbang dengan mereka bisa mengakhiri rasa penasaran konsep baru film komedi.  Tapi untuk dapat lebih, penonton harus menunggu lama karena hampir tidak ada kejutan. Flat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun