Mohon tunggu...
Martina PuspitaSari
Martina PuspitaSari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Administrasi Publik

Tetap semangat...

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak-Dampak Pernikahan Dini

30 Agustus 2024   17:48 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:12 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menikah pada usia yang belum matang banyak membawa dampak-dampak negatif yang mengkhawatirkan dan beresiko. Namun, penting diingat juga bahwa tidak semua individu yang melakukan pernikahan dini mendapat dampak negatif yang sama dengan individu lainnya. Hal ini karena bisa saja satu individu dengan individu lainnya mendapat konsekuensi yang berbeda-beda tergantung kondisi budaya, lokasi, sosial dan tingkat pendidikan. Berikut dampak negatif dari pernikahan dini:

1. Dampak Sosial & Ekonomi
Zaman sekarang seseorang yang melakukan pernikahan dini akan menjadi bahan perbincangan masyarakat. Tidak jarang anak-anak
yang menikah dini kehilangan status sosial dalam berinteraksi terhadap lingkungan sekitar. Usia yang masih muda membuat mereka merasa malu untuk berinteraksi bersama tetangga dan tidak jarang sudah tidak merasakan bermain bersama teman-teman sebayanya. Persoalan lainnya adalah mendapat pekerjaan. 

Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan dan keahlian yang di punya membuat mereka sulit untuk mencari pekerjaan. Selain itu, kualifikasi status "belum menikah" makin mempersempit mereka untuk bekerja pada bidang yang menjanjikan. Tidak terpenuhinya kebutuhan, penghasilan tidak memadai, dan ketidaktahuan pengelolaan finansial pada yang melakukan pernikahan dini membuat tingkat kemiskinan meningkat.


2. Dampak Kesehatan
Pada dampak kesehatan, pernikahan dini mendatangkan risiko kematian pada ibu dan anak. Anak perempuan yang hamil dan melahirkan di bawah usia 20 tahun lebih rentan dan memiliki risiko dua kali lipat lebih besar untuk meninggal dalam persalinan. Hal ini dikarenakan pada sebenarnya tubuh masih pada tahap pertumbuhan, sehingga tubuh belum matang untuk hamil. 

Terdapat beberapa kondisi kehamilan yang sering dialami ibu hamil akibat pernikahan dini seperti anemia, tekanan darah tinggi, pendarahan dan ibu meninggal saat melahirkan. Selain itu, akhirnya bayi stunting, prematur, dan kurang gizi akan berisiko meningkat. Penyakit seperti kanker serviks juga menjadi salah satu risiko kehamilan dini.


3. Dampak Psikologis
Anak-anak yang menikah dini rentan terkena depresi, stres, dan kecemasan. Hal ini terjadi karena kondisi jiwa atau psikis pada usia
di bawah 19 belum stabil karena pada dasarnya rentang umur 12-19 tahun adalah fase mencari jati diri. Ketidakstabilan kondisi jiwa ini akan berpengaruh pada keharmonisan rumah tangga, akan banyak konflik-konflik bermunculan karena tekanan yang besar dalam tanggung jawab pernikahan, termasuk terjadinya KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) dan berujung perceraian. Sehingga bagi para orang tua, anak-anak, atau remaja yang menginginkan pernikahan dini harus benar-benar dipikir secara matang untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun