Mohon tunggu...
marlodieka
marlodieka Mohon Tunggu... profesional -

Gastronomy Indulger - Movie Buff - Tech Savvy -Naked Traveler - Street Photographer

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mimpi untuk PPI Swedia

8 Februari 2017   06:40 Diperbarui: 9 Februari 2017   07:02 778
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah perjalanan panjang untuk kembali ke sekolah, akhirnya Alhamdullilah punya kesempatan buat belajar di salah satu negara di eropa. Swedia, mungkin negara yang terdengar agak asing buat pelajar Indonesia yang berencana menempuh studi di luar negeri. Hampir kebanyakan kawan-kawan yang setidaknya saya kenal melanjutkan studi di negara yang memang sudah establish mahasiswa Indonesianya seperti Australia, Belanda, German, Inggris sampai Amerika. Bisa di bilang mahasiswa Indonesia yang kuliah di sini menempuh jalur anti-mainstream dengan memutuskan  kuliah di Swedia.

Walaupun baru hidup selama 6 bulan di Swedia tapi waktu berlalu sangat cepat, apalagi di musim dingin seperti ini dimana jam 4 sore sudah mulai magrib dan jam 6 semua terasa gelap kayak jam 8 di Indonesia. Rasa kangen sama tanah kelahiran gak bisa dipungkiri kadang-kadang selalu menghantui apalagi klo ngeliat kuliner makanan Indonesia yang sangat kaya akan rasa membuat saya selalu ngidam makanan Indonesia. Mulai dari tempe goreng, rendang, martabak, hingga risol kayaknya selalu terbayang-bayang kalo abis liat ada temen yang posting makanan Indonesia di sosial media. Tapi syukur alhamdullilah, di negeri yang anti-mainstream mahasiswa Indonesia ini masih banyak juga temen-temen dari Indonesia yang sering bikin acara makan-makan, kumpul-kumpul buat diskusi & silaturahmi yang sedikit banyak bisa ngobatin rasa ngidam makanan Indonesia.

Setiap sebulan sekali setidaknya bisa nyicipin makanan Indonesia dengan kumpul-kumpul bersama mahasiswa Indonesia yang tergabung dalam PPI swedia. Awal perkenalan saya dengan PPI Swedia waktu saya pertama kali kontak cari informasi tentang studi di negara ini. Saya sangat terbantu sekali dengan informasi dari rekan-rekan yang sudah menempuh studi di Swedia sehingga proses perpindahan saya bisa direncanakan dengan lebih matang. Budaya Indonesia yang guyub, gotong-royong,  dan saling tolong menolong sangat tercermin dalam organisasi mahasiswa ini, menurut saya hal tersebut yang menjadi essensi berdirinya berbagai PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) di berbagai negara di seluruh penjuru dunia, yaitu dengan saling membantu untuk meningkatkan eksistensi pelajar Indonesia di luar negeri.Dalam konteks ini, PPI Swedia bisa dibilang merupakan organisasi yang masih cukup muda apabila dibandingkan dengan PPI negara lain, namun hal tersebut tidak menyurutkan semangat pelajar di Swedia untuk tetap solid.

Keberlangsungan organisasi PPI Swedia sangat bergantung kepada jumlah pelajar yang menempuh pendidikan di Swedia,  salah satu hal yang dapat di jadikan ukuran keberhasilan PPI Swedia adalah meningkatnya jumlah pelajar yang menempuh studinya di Swedia. Mahasiswa Indonesia yang menempuh pendidikan di Swedia adalah duta bagi bangsa Indonesia, duta untuk meningkatkan eksistensi pelajar Indonesia dan duta untuk mendukung kualitas pendidikan, sosial, budaya pelajar Indonesia di Swedia. Nilai-nilai budaya Indonesia yang berbhineka tunggal ika, toleransi dan gotong royong harus menjadi marwah organisasi PPI Swedia agar semakin berkembang seperti PPI di negara-negara lain.

PPI Swedia memiliki potensi yang luar biasa sebagai wadah pelajar Indonesia yang profesional dan berbudaya sehingga dapat mendukung kemajuan bangsa di kancah Internasional. Semangat ideologi Pancasila yang dimiliki oleh bangsa Indonesia menjadi penuntun PPI Swedia untuk terus dapat berinovasi dan berkontribusi sebagai bagian dari solusi bangsa Indonesia. Sejatinya seluruh pelajar di Swedia adalah pemimpin Indonesia di masa mendatang, yang kita perlu lakukan adalah mengasah diri kita untuk terus belajar dan meningkatkan keterampilan yang kita miliki, serta membangun jaringan seluas-luasnya selama menempuh waktu studi di Swedia. Sehingga harapan untuk PPI Swedia bukan hanya sekedar mimpi belaka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun