Menjadi dewasa yang kita bayangkan waktu kecil akan indah, pada kenyataannya itu bersifat seolah - olah fiktif belaka karena itu hanya sekadar bayangan bukan kenyataan.Â
Dewasa itu bukan soal umur melainkan bagaimana diri ini bisa menerima segala takdir dan hidup realistis. Memilih untuk menentukan hidup di masa depan itu bukan perkara yang mudah, dan mencoba untuk lebih realistis atas kemampuan yang kita miliki itu.
Menjadi dewasa, kita makin berteman dengan diri sendiri. I think, proses dewasa adalah kata kunci di hidup. Bagaimana kita memaknai kehidupan ini tentang personal, tentang orang disekitar kita, dan tentang semua situasi yang terjadi.Â
Beberapa orang belum sepenuhnya berhasil dalam proses pendewasaan. Kenapa saya mengatakan seperti itu, yah bisa dilihat pada masa tua beberapa orang menua namun sifatnya tidak ikut menjadi orang tua. Biasanya banyak orang dewasa namun tidak dewasa secara perilaku dan sifat mereka hanya dewasa secara usia.Â
Maybe, alasannya itu disaat proses dewasa hanya menjalani saja tanpa memahami apa arti proses dewasa itu. Katanya etika bisa diubah, come on untuk orang-orang yang berpikir seperti itu. 99% people on the world tidak bisa berubah.Â
Karenanya sifat sangat menentukan bagaimana kita ketika tua nanti. Tidak ada kata yasudah nakal saja dulu nanti bakal berubah. Alibi seperti itu sejujurnya hanya taktik saja tidak mau berubah.Â
Orang-orang yang seperti itu biasanya berkahir tidak berubah. Karena yang namanya kebiasaan sudah terbiasa. Kecuali memang ada kesadaran yang memang diniatkan.Â
Tapi pada akhirnya alibi tersebut hanyalah sebuah kalimat yang bhullshit. Jika sudah dibiasakan sejak muda, maka akan menjadi kebiasaan saat tua. Sebuah kebiasaan sangat sudah untuk kita ubah. Terlebih sangat menentukan cara kita bertindak, cara kita berpikir, dan berperilaku.
Maybe, diusia menuju dewasa sekarang, kita perlu tahu apa saja kekurangan diri, kita tidak akan muda selamanya, meskipun begitu kita perlu menikmati masa muda kita, akan tetapi jangan berlarut dengan menikmati sepenuhnya tetapi perlu planning didalamnya
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H