Mohon tunggu...
Marlina Wijayanti
Marlina Wijayanti Mohon Tunggu... -

sadar, ini mimpi hidup di dalam mimpi|namun, jadilah pemimpi yang profesional|layaknya burung yang terbang bebas, menguasai hamparan langit|BIOLOGI hijau.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jurus Andalan

25 Januari 2014   13:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jurus Andalan

Dalam ranah kehidupan, ada banyak hal yang akan tetap menjadi misteri. Bahkan hidup, jodoh, dan mati pun tak ada satu manusia yang dapat meramalkan. Satu hal yang menurut saya sangat misterius, sesuatu yang nothing appear but we can feel all. Cinta. Saya sempat kehilangan definisi tentang cinta setelah mengerti, paham betapa mengerikannya dalam dunia pacaran. Kebanyakan kalau dua anak manusia punya perasaan yang sama lantas mereka menautkan dengan kata pacaran. Menurut saya, jika kalian yang punya perasaan sama, lantas pacaran itu sebuah kesalahan. Kalian akan sama-sama membuat lubang di hati masing-masing, membuat lara. Meski lubang lara ini beda dengan yang punya perasaan namun tersimpan rapih di hati. Memendam perasaan tersebut bukan lagi menjadi lara ketika kita mampu merajut pemahaman yang sopan. Namun,remaja jaman sekarang banyak yang lalai ya, begitu juga dengan diri saya yang masih jauh dengan kesempuranaan. Mari taubat sahabat-sahabat yang cantik jelita. Pacaran bukan solusi yang pantas diselenggarakan untuk ajang menyatukan perasaan. Meski memendam perasaan pada lawan jenis menyakitkan, memendam perasaan dan si dia sudah bersama yang lain, atau memendam perasaan dengan si dia yang entah sekarang ada dimana. Kembali pada prinsip, cara kalian memandang perasaan tersebut, lantas bagaimana kalian menyikapi perasaan tersebut melalui pemahaman kalian dengan cara yang sopan. Well, sebagai manusia yang punya nalar berperasaan tentu saya pernah merasakan. Dan saya benar-benar kehilangan definisi tentang apa yang saya rasakan. Perasaan yang apabila bertemu dengan si dia senengnya minta ampun, perasaan yang apabila ngobrol-ngobrol sama si dia asyiknya minta ampun, perasaan yang apabila gak ada si dia sepinya minta ampun. Ketika logika saya bertanya, “kenapa bisa semenyenangkan itu?”. Yah namanya juga cewek, baru semenyenangkan segitu aja sudah naik tangga sampai anak tangga ke-5 padahal anak tangganya ada 10, belum tentu juga yang punya tangga ngizinin tangganya boleh atau tidak diinjak. Kalau sudah seperti ini, gawat. Tapi, pikir dulu “cewek kalau gak merasa dikasih harapan tentu saja gak akan berharap”. Well, pasti akan ada yang membuat pernyataan “nah, makanya jangan banyak berharap atau jangan merasa kalau si dianya ngasih harapan”. Well, sebagai pihak hawa saya tidak menyalahkan adam. Kalau begitu para hawa, menata perasaan biar apik sedemikian rupa itulah tugas kita. Biar kita tetap patuh dengan ajaran agama, biar kita tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan, dan biar kita tidak hanyut dalam harapan-harapan yang kenyataanya kita telah keliru menyimpulkan. Jika masih ada yang mempunyai pikiran “memendam perasaan itu menyakitkan”, saya punya jurus. Ini bukan jurus ala naruto dengan jurus seribu banyangan, atau jurus ala avatar aang dengan jurus pengendali angin, atau jurus ala-ala yang lain. Jurus ini saya dapatkan dari sederet status di facebook, sederet penyataan orang yang lagi galau.Dan penyataan-penyataan tersebut saya simpulkan menjadi “Jurus Pengendali Diri”. Kenapa jurus pengendali diri?, katakan kita ngebet banget pengen makan mie ayam tapi di tengah malam. Pasti warung mie ayamnya udah tutup. Harus tahan sampai besuk pagi baru bisa menikmati enaknya makan mie ayam. Begitu juga perasaan, kalau kita ngebet keras buat nunjukin perasaan padahal semua itu ada aturannya. Maka mari, kemasi perasaan tersebut simpan rapih ditempat yang keren. Kita hanya perlu tersenyum untuk sebuah rasa sakit, rasa gelisah, dan rasa harapan. Beri rasa-rasa gak enak itu sebuah tembakan senyuman. Sembari menembaki rasa gak enak tersebut dengan senyuman, sembari mengemasi perasaan tersebut dengan keren, mari kita menjadi manusia yang lebih baik, siapa tahu orang yang telah kita pilih namun Tuhan telah memilihkan lebih dari keinginan kita. Percaya saja pada skenario Tuhan. Ketika saya menulis artikel ini tiba-tiba gempa membuyarkan kosentrasi saya. Saya ambil kesimpulan bahwa ketika kita merasa bahagia, senang dengan dunia ini, kita harus tetap ingat “Tuhan punya kekuasaan yang jauh lebih hebat untuk menghilangkannya”. So, jangan gelisah untuk sebuah perasaan, Tuhan selalu ada dan Cinta terhadap Tuhanlah yang tak pernah menyisakan lubang. Tiada Tuhan selain Allah. Barakallah :)

NB: Semoga kalian menemukan jurus-jurus hebat yang lain.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun