Mohon tunggu...
Marlina Wijayanti
Marlina Wijayanti Mohon Tunggu... -

sadar, ini mimpi hidup di dalam mimpi|namun, jadilah pemimpi yang profesional|layaknya burung yang terbang bebas, menguasai hamparan langit|BIOLOGI hijau.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanpa Harap

10 Januari 2014   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tanpa Harap.

Hatiku memang tak tembuspandang

Namun bukan berarti tak bisa terasa

Kala seribu pilu menghujam tak berdarah

Namun bukan berarti tak robek terluka

Bahkan rintih suara kalbu tak terdengar telinga manusia

Sungguh...

Jika kau teliti, mata inilah refleksinya

Adalah rasa yang lebih nikmat dari secangkir kopi pait

Menelan sesak diantara paras bersemangat

Bukan masalah kau berlagak baik lantas setiap sembilu menghimpit

Hanya karena perkara kata harapan dusta

Biar kuanggap ringan

Karena memang harapan dusta terlanjur membuai

Biar kukorek habis

Karena memang manusia takkan puas tanpa penyesalan

Surakarta, 1 Januari 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun