2. Duduk diam dan bicara dengan sahabatmu
Ambillah suatu waktu dimana hanya ada kita dan sahabat kita ini. Duduk diam. Telaah perasaan dan pikiran sendiri. Tanyakan apa yang membuatnya risau selama ini. Kalau kita bukan orang yang terbiasa ngobrol, kita dapat menuangkan semua percakapan ini ke dalam tulisan. Otak yang kusut pun secara perlahan akan terurai. Apapun medianya, yang penting kita jujur dengan diri sendiri. Apa alasannya pikiran kita ribut? Mengapa perasaan kita tidak tenang? Kejujuran memang kadang menyakitkan, namun ucapan yang jujur adalah obat.
3. Belajar memaafkan
“Maafin aku ya,” kata sahabatmu.
Apa jawabmu?
Mungkin,”Iya, aku memaafkanmu”, atau bisa juga “Aku ga sudi lagi memaafkanmu”.
Nah itu untuk orang lain.
Kalau untuk diri sendiri, mana yang akan kita pilih?
Bahkan dalam kesalahan pun, kehidupan bisa mengajarkan kita sesuatu. Jadi janganlah begitu tega pada diri sendiri. Maafkan sahabatmu itu dan mulailah lembaran yang baru dalam persahabatan kalian.
Berdamai dengan diri sendiri adalah suatu seni yang dipelajari seumur hidup, karena pada hakikatnya manusia terus melakukan kesalahan dan selalu mempunyai impian atau angan-angan. Namun apakah kita mau hidup terus cekcok dengan orang lain? Apalagi kalau orangnya terus “nempel” dengan diri kita kemanapun kita pergi, bahagiakah hidup jika kita ribut terus dengannya?
Rabu, 26 Mei 2021.