Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perjuangan Masih Panjang Malah Wisuda Jor-joran

18 Juni 2023   21:30 Diperbarui: 18 Juni 2023   21:56 355
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biaya Pendidikan Anak menjadi membengkak ketika gengsi sekolah mulai di mainkan. Lantas siapa yang menjadi skenario di balik gengsi gede-gedean sekolah zaman sekaranag...? Entahlah... mau bicara panjang lebar, jujur sy takut karena demokrasi sekarang bukan seperti demokrasi yang semestinya demokrasi. 

Kita kembali pada gengsi sekolah, yang saya maksud adalah salah satu tindakan yang di lakukan oleh pihak sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA yang melakukan wisuda layaknya mahasiswa yang sudah berjuang menyusun skripsi untuk mendapatkan gelar S1, S2 atau S3. 

Sepertinya pemahaman tentang wisuda dan toga tidak benar-benar di pahami dengan baik, untuk sekarang ini justru wisuda itu menjadi bagian dari persaingan antar sekolah. Padahal perjuangan belum berakhir, perjuangan masih sangat panjang, Biaya Pendidika  Anak masih sangat banyak. Ada beberapa sekolah yang juga terlihat jor-joran dalam melaksanakan pelulusan dengan acara wisuda, wali murid di minta untuk urunan menyewa gedung atau hotel berbintang, padahal untuk biaya wisuda itu tidak sedikit. Belum lagi urusan pakaian wisudanya, yang wanita lebih ribet lagi harus memakai kebaya lalu ke salon dan  menggunakan toga. 

Tentunya anak-anak sebagian besar tidak mau kalah tampilan dengan Temannya, mereka juga ingin tampil menarik dengan kebaya yang baik dan berkualitas. Secara tidak sadar, kita sudah menanamkan sifat yang kurang baik kepada anak didik. Sifat pamer, sifat iri hati atau sifat gengsi yang dapat merusak moral anak didik kita. 

Seharusnya cukup dengan acara perpisahan biasa saja dan bisa di laksanakan di sekolah menggunakan seragam sekolah. Kalau zaman saya dulu, ada paduan suara menyanyikan lagu  Terpujilah guruku. Ah tiba-tiba saya rindu alunan lagu itu, saat di hayati terasa sangat sedih. Saya sampai nangis waktu menyanyikan lagu tersebut. 

Lulus sekolah tingkat TK sampai SMA  saja sudah memakan biaya yang banyak, belum lagi saat masuk di sekolah lanjutan berikutnya. Duh pusingnya bagi yang kurang mampu, jangan sampai Biaya Pendidikan Anak yang terlalu besar justru menjadi sebab banyak anak-anak bangsa yang justru tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Kasian...

Saya pribadi jujur tidak setuju sama sekali dengan wisuda TK sampe SMA yang berlaku saat ini.  Bagi saya wisuda yang bukan pada penempatannya itu sama sekali tidak berfaedah. Jika ada yang berpendapat untuk memotivasi anak, lantas adakah yang memikirkan beratnya beban orang tua si anak. Karena tidak semua orang tua mampu untuk hal sesepele yang di anggap oleh orang-orang kaya. 

Pada dasarnya wisuda itu sendiri berasal dari kata "wisudha" yang notabenenya pelantikan bagi yang telah menyelesaikan pendidikan atau perguruan tinggi. Wisuda identik dengan Toga dengan bahasa latin "Tego" dalam arti penutup. Filosofi dari Toga itu sendiri adalah "seorang sarjana yang di tuntut berpikir rasional dalam segala sudut yang berbeda".

Jadi jika anak TK, SD, SMP dan SMA janganlah di tekan untuk ranah yang mereka belum mampu dengan filosofi di atas. Itulah sebabnya sedari dulu wisuda itu hanya di gunakan saat kelulusan anak kulian. Anak-anak juga masih banyak yang tidak paham makna wisuda dan tidak semua mampu membeli toga, membayar iuran acara dan di tambah lagi banyak di antara ibu-ibu terutama yang memberi buket uang untuk buah hatinya. Si buketpun ikutan bersaing, apalagi harus di exspost di media sosial, rasanya gensi kalau buketnya biasa-biasa saja. 

Mari belajar menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya, dan pelajari terlebih dahulu filosofinya sebelum mengambil tindakan.

*

@Lina-Hafs

#Lombok

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun