Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pura-Pura yang Ketahuan Nenek

8 Mei 2023   01:25 Diperbarui: 8 Mei 2023   01:20 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pngtree
Pngtree

Nenek masuk ke kamar dan melihat saya sedang shalat, setelah salam dari shalat pura-pura itu saya bergegas mendekati nenek dan bersalaman. Nenek yang sedang duduk merapikan mukenah dan sarung sholatnya tersenyum bangga padaku, ah itu sih pikiran saya waktu itu "nenek pasti banggga" .. nenek menyapa,
"sudah selesai sholatnya..?
sudah do'a belum..?"
Dan saya menjawab dengan penuh semangat 

"sudah donk nek" padahal belum sih... 

Lalu saya memuji diri-sendiri, 

"Nek, rajin Lina sholat, di rumah juga rajin kok, rajin ngaji juga, ndak pernah Lina ndak sholat" 

seperti itulah pujianku mengenai diriku sendiri. Nenek tersenyum, "Pinter cucu nenek, hebat" ujar beliau.. 

Waaaah bahagianya hatiku, lalu nenek menyambung kalimatnya "Tapi lain kali kalau Lina mau sholat, menghadap kiblat yaa, menghadap tembok bukan menghadap lemari" .. 

Kaget nggak.. kaget donk, Spontan dadaku bertambah kencang. kaget sekaligus takut kalau nenek tau bahwa saya tadi shalatnya hanya bersandiwara. "mmm...mmm..." aku tak bisa berkata apa-apa lagi, hanya diam dan ada rasa malu bercampur takut "Ya Allah semoga saja nenek tidak membuka lemarinya" . 

Lina, temani kakek memberi makan burung sana, kata nenek. Kebetulan kakek mempuyai beberapa ekor burung, salah satunya burung kakak tua.

Dan karena perasaan hati saya juga sudah mulai gundah gulana disebabkan ketahuan bohong,maka saya tanpa basa basi langsung keluar menemui kakek. Namun karena merasa terjebak dengan jebakan sendiri, hati saya tidak tenang saat menemani kakek. Lalu saya berinisiatif mengintip nenek di kamarnya. Benar saja nenek sedang merapikan ulang isi lemarinya. Saya tak berani bersuara, bahkan nafaspun di tahan. Berlahan mundur teratur supaya tidak ketahuan. Nenek sebenarnya sudah tau semuanya, tapi beliau selalu pura-pura tidak tau. Itu sebabnya saya senang menginap di rumah nenek, karena nenek dan kakek tidak pernah marah.

The end

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun