Aku pernah kehilangan, dan aku terpuruk tak berdaya
Aku pernah menangis sampai tak bisa lagi meneteskan air mata
Aku pernah pura-pura bahagia walau sesak derita
Aku pernah menahan sakit namun tetap tersenyum pada semua
Aku bersandiwara pada diriku sendiri
Hanya untuk tak ingin di kasihani
Demi alasan menjaga harga diri
tak ingin aku di rendahkan dan di nodai
Aku sendiri menahan hancurnya jiwa
karena kerapuhanku sebab hidupku yang terlalu manja
Dan keabadian itu ternyata semu belaka
Semua dusta, tak ada kata abadi di dunia
Bahkan cinta, yang begitu sangat di jaga
Jika memang saatnya terbius goda
Iapun akan menghancurkan baris kata setia
Demi sebuah apa, walau letih aku harus bertahan
Demi pengakuan apa, ku harus kuat untuk selalu sabar
Demi arah tujuan ke mana, ku pastikan kemampuanku berjalan
Demi masa depan siapa, ku harus berjuang dan tetap tegar
Aku kuat, aku mampu...
Selalu itu yang aku katakan pada jiwaku
Aku berbisik pada angin yang menyentuhku dipagi subuh
Damaikan aku dengan sejukmu karena aku terlalu rapuh
Tapi aku menangis tak mampu berkata-kata
Dalam sujudku di atas sajadah bertasbih mutiara
Tuhan tahu yang ku mau dan itu rencanaNya
Dan Tuhan menitip ujian padaku begitu hebatnya
Lalu...kabar gembira datang padaku
Kini... sudah datang giliranmu
Ujianmu adalah jalan menuju suksesmu
Kau berhak bahagia, tenangkan jiwamu