Mohon tunggu...
Lina Hafs
Lina Hafs Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wirausaha

Hanya seorang wanita sederhana yang senang menulis walau tak ada yang membaca...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi untuk Kawan

2 Mei 2023   22:35 Diperbarui: 2 Mei 2023   22:30 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/wattpad.com

Ku tulis puisi ini dengan perasaan syahdu
Untuk seorang kawan yang di landa pilu
Meronta menangis karena rindu
resah, lemah, dan tiada lagi hari indah seperti dulu

Kegundahan hati itu lebih berbahaya daripada sakit jasmani
Sudahlah... Jangan terlalu larut dalam kesedihan,
Ada baiknya bersiap menghadapi kerasnya arus kehidupan
Semua tidak akan berubah jika terus terpuruk seperti ini


Kematian kekasihnya membuatnya mati rasa
Larut dalam duka cita yang teramat dalam menyiksa
Jiwanya beku tarasa tancapan belati menusuk ulu hati
Menyalahkan diri atas kepergian yang dikasihi 

Kawanku yang sedang berduka...
Sesungguhnya Tuhan tahu saat ini hatimu hancur
Tapi kawan, dukamu yang terlalu lama
Hanya akan membuatmu semakin hancur


Ratapan tangis tidak akan pernah bisa mengangkat kapal dari dasar lautan
Mengapa kau harus membunuh dirimu sendiri dengan kesedihan
Andai dia bisa hidup kembali mendampingimu
Dia juga akan memilih takkan pernah meninggalkanmu
Dia ingin hidup abadi membersamaimu
Tetapi ternyata dunia ini juga tidak abadi kawanku...

Kita takkan sanggup mengubah semua yang telah terjadi
Sebagaimana kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti
Lalu mengapa kau terlalu di landa gundah gulana dan mudah menyerah
Menyesal, meronta, menyalahkan diri, emosi, menangis  dan gelisah 


Tak ada yang perlu disalahkan setelah kepergiannya
Biarkan dia tenang di alam sana menghadap RabbNya
Dan jangan berprasangka buruk kepada Tuhan kita
Karena DIA berhak atas apa-apa yang terjadi di dunia

Ikhlaskan Dia kawan...
Hentikan emosi yang melumpuhkanmu

*

@Lina_Hafs

#Lombok

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun