puisi ini dengan perasaan syahdu
Untuk seorang kawan yang di landa pilu
Meronta menangis karena rindu
resah, lemah, dan tiada lagi hari indah seperti dulu
Kegundahan hati itu lebih berbahaya daripada sakit jasmani
Sudahlah... Jangan terlalu larut dalam kesedihan,
Ada baiknya bersiap menghadapi kerasnya arus kehidupan
Semua tidak akan berubah jika terus terpuruk seperti ini
Kematian kekasihnya membuatnya mati rasa
Larut dalam duka cita yang teramat dalam menyiksa
Jiwanya beku tarasa tancapan belati menusuk ulu hati
Menyalahkan diri atas kepergian yang dikasihiÂ
Kawanku yang sedang berduka...
Sesungguhnya Tuhan tahu saat ini hatimu hancur
Tapi kawan, dukamu yang terlalu lama
Hanya akan membuatmu semakin hancur
Ratapan tangis tidak akan pernah bisa mengangkat kapal dari dasar lautan
Mengapa kau harus membunuh dirimu sendiri dengan kesedihan
Andai dia bisa hidup kembali mendampingimu
Dia juga akan memilih takkan pernah meninggalkanmu
Dia ingin hidup abadi membersamaimu
Tetapi ternyata dunia ini juga tidak abadi kawanku...
Kita takkan sanggup mengubah semua yang telah terjadi
Sebagaimana kita tidak tau apa yang akan terjadi nanti
Lalu mengapa kau terlalu di landa gundah gulana dan mudah menyerah
Menyesal, meronta, menyalahkan diri, emosi, menangis  dan gelisahÂ
Tak ada yang perlu disalahkan setelah kepergiannya
Biarkan dia tenang di alam sana menghadap RabbNya
Dan jangan berprasangka buruk kepada Tuhan kita
Karena DIA berhak atas apa-apa yang terjadi di dunia
Ikhlaskan Dia kawan...
Hentikan emosi yang melumpuhkanmu
*
@Lina_Hafs
#Lombok