Sesampai di rumah, hal pertama yang di lakukan Yayan adalah mengambil toples kecil dan mengisi penuh toplesnya dengan kue buatan ibu, membawanya ke ruang tengah, mengaktifkan laptopnya dan memutar film, menonton sambil memeluk erat toplesnya. Ibu yang sudah memegang Al-Qur'an melihat kelakuannya dan langsung menegur "Yan, kok malah nonton film, ngaji donk". Ah dasar anak muda jawabnya enteng saja "ngajinya libur dulu bu, masih capek. Yayan healling dulu nich"... "Astagfirullahaladziiim..." gumam ibu, tapi dia mencoba memahami anaknya, semoga besok mau ngaji. Hati ibu emang kudu sabar menghadapi karakter anak yang berbeda, sementara adik perempuannya sudah menyetor hapalan pada bapak dan adik sulungnya masih membaca ayat pembuka sebelum mulai hapalan. Si bungsupun masih sempat ngumpetin HP di bawah sajadah, otaknya sedang berpikir untuk segera selesai setor hapalan dan main game. Ibu mengawasinya dan geleng-geleng, terciduk dan HP di amankan. Terkadang seorang ibu harus tegas demi kebaikan anak-anaknya walau terkadang tak sesuai dengan kata hati anaknya, di sisi lain dia juga harus bisa memaklumi tapi bukan berarti melakukan pembiaran.Â
Semoga kita semua di berkahi dan mendapatkan keluarga yang sehat, bahagia. Keluarga adalah rumah ternyaman, dan rumah harus selalu aman. Salam sehat pembaca yang budiman...pastikan jika anda mudik semuanya sudah aman terkendali.Â
dadadadadaaaaaaah....
@Lina_Hafs
#LombokÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H