Masih ada yang gagal dalam memahami pemilu sebagai bagian dari demokrasi yang berlandaskan norma hukum dan kekebasan yang beretika. Namun menjadikan pemilu sebagai bentuk pembelahan dan menebalkan permusuhan.
Ketika upaya dan langkah rekonsiliasi dan silaturrahmi yang dilakukan AHY dan beberapa tokoh muda lainnya ditanggapi dengan tidak elok. Hal ini menandakan ada yang salah bagi peserta pemilu terutama beberapa partai yang menjadikan pemilu ajang perebutan kekuasan dengan segala cara.
Konsistensi AHY selaku Komandan Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat dan beberapa tokoh muda lainnya, seperti Yenny Wahid, Emil Dardak, dan beberapa tokoh adalah langkah bijak dalam berdemokrasi.
Hal ini menunjukkan kapasitas AHY siap berupaya keras memperkuat persatuan bangsa. Dan dimana sebelumnya AHY menyatakan bahwa pemilu bagian dari demokrasi yang menyenangkan, menghargai proses hukum dalam penyelesaian perselisihan hasil pemilu melalui Mahkamah Konstitusi.
Langkah ini akhirnya tetap diikuti oleh BPN Prabowo-Sandi untuk menyelesaikan sengketa hasil Pilpres pemilu. Termasuk juga beberapa partai dan caleg yang tidak puas atau menemukan kecurangan dalam pemilu legislatif.
Konsistensi yang ditunjukkan AHY dengan terus megawal rekonsiliasi setelah pemilu perlahan mulai memperlihatkan hasil. Dan tidak hanya sampai disana, dimana AHY juga terus melakukan silaturrahmi dengan berbagai pihak untuk menjadikan demokrasi beradab dan tidak menimbulkan kekacauan dan permusuhan sesama anak bangsa.
AHY menjadi lokomotif yang terus bergerak maju untuk menjaga Persatuan Indonesia dengan tindakan dan ucapan yang padu dan satu. Untuk terus terjaganya konsistensi ini AHY tidak lelah melakukan serangkaian silaturahmi dalam berbagai kesempatan.
Silaturahmi bagian dari ajaran Islam dan menjadi perilaku baik atau akhlak baik yang tetap di tunjukkan oleh AHY. Nyinyiran dan tanggapan tidak baik adalah keniscayaan yang mesti diterima dengan lapang dada dan pikiran jernih.
Kemauan dan sikap menjalin silaturrahmi ditunjukkan oleh AHY dan keluarga setelah wafatnya Ibunda tercinta Ibu Ani Yudhoyono. Dengan bersilaturahmi mengunjungi Presiden RI ke-3 BJ Habibie yang sebelumnya ikut membezuk Ibu Ani di Singapura.
Juga bersilaturahmi dengan Presiden RI ke-5 Megawati Soekarno Putri, kemudian dengan Istri dan keluarga Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan terakhir dengan Presiden RI ke-7 Ir. Joko Widodo.