Mohon tunggu...
Marley Kelana
Marley Kelana Mohon Tunggu... lainnya -

seroang kelana

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pesta Alam

14 Maret 2015   00:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:41 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PESTA ALAM

Alam dan Semesta yang diciptakan oleh Tuhan selalu memanjatkan puji-pujian dan doa kepada Tuhannya, Semua itu menjadi Pesta keindahan saat mereka semua mengucapkan syukur pada Tuhan.

Jadi kita manusia yang berada berdampingan dengan Semesta dan Alam sudah seharusnya merawat, menjaga dan melestarikannya. Karena Semesta dan Alam sudah merelakan dirinya dimanfaatkan oleh manusia, karena Semesta dan Alam sudah mendapatkan perintah untuk membantu manusia dalam hal kehidupannya

Berilah sedikit pengabdianmu untuk Alam dan lakukanlah itu karena semata-mata untuk beribadah kepada ALLAH


Semilir angin bertiup dalam rimba, menghantarkan dinginnya melalui kulit-kulit tipis ini hingga masuk dalam tulang-tulang, Sementara pepohonan saling bergerak mengikuti arah angin.

Burung-burung yang sudah lelah bermain terlelap dalam pekatnya malam. Hutan rimba kini seolah membisu. Hanya terdengar desah lirih seuntai doa yang terbawa oleh angin, ternyata itu puji-puijian untuk ALLAH sebagai pencipta mereka.

Sang bulan tersenyum sambil terus menerangi alam yang sedanng berdoa, bintang-bintang membantu menyebarkan cahaya.

Sementara sang fajar entah sedang berada dibelahan bumi sebelah mana, ia terus melaksanakan tugasnya untuk menyinari manusia tanpa ingkar. Karena ia patuh dan tunduk pada Tuhannya.

Dan manusia hanya terbagi dua, mereka yang bersyukur dengan mereka yg kufur dan  janji ALLAH ia akan menambahkan bagi mereka yang bersyukur.

Dengalah pesta alam saat mereka sedang memanjatkan doa dikala burung-burung itu sudah tertidur dan dengarlah itu dalam rimba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun