Mohon tunggu...
markus sinaga
markus sinaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Futsal

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Panggilan Itu Misteri

14 Mei 2023   14:47 Diperbarui: 14 Mei 2023   15:26 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
semuanya berasal dari Tuhan/Dok pribadi

                                                                              

       Halo teman-teman sekalian, kali ini saya akan menceritakan mengapa saya menyebut panggilan itu misteri. Saya terlahir dari keluarga yang taat akan beribadah, bisa dibilang tidak pernah absen soal menggereja. Saya mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang polisi sejak kecil. Suatu saat saya dan keluarga berangkat ke gereja bersama-sama dan kebetulan dipimpin oleh seorang Romo. Melihat sosok Romo yang sangat tampan saat memimpin perayaan ekaristi karena memakai jubah yang sangat bagus, seketika saya tertarik ingin menjadi seorang Romo. Bisa dikatakan saya ingin menjadi Romo hanya karena melihat jubah tidak karena Iman wkwkwk.

Saat saya kelas I Smp, keinginan saya untuk menjadi seorang Romo hilang karena kehidupan luar (ingin hidup bebas). Saya kembali ke prinsip awal untuk menjadi seorang polisi. Saya sangat yakin bahwa saya dapat mengejar cita-cita dan membanggakan kedua orang tua saya. Tidak lama kemudian ada seorang frater yang bertugas di stasi (gereja) dan kebetulan frater tersebut tinggal di rumah saya satu bulan kedepan.

Kehadiran Frater tersebut sangat mengubah hidup dan sifat saya. Banyak pengalaman yang ia ceritakan kepada saya tentang kehidupan di seminari. Banyak juga kegiatan yang kami lakukan bersama-sama sehingga saya berpikir banyak menjadi seorang Romo itu sangat menyenangkan. Sejak itu, niat saya untuk menjadi seorang Romo seketika kembali dan berkobar-kobar. Karena tugas Frater tersebut hanya 1 bulan, ia pun kembali ke seminari untuk melanjutkan study menjadi seorang Romo. Kepergian Frater tersebut menimbulkan kesedihan di dalam diri saya, seakan-akan saya kehilangat sosok orang yang sangat dekat dengan saya. Sejak itu, saya ingin mengikuti jejaknya dan berjanji dengan diri sendiri bahwa saya akan menjadi seorang Romo.

Tidak terasa saya sudah berada di kelas III Sma. Saat itu semangat saya untuk menjadi seorang Romo hilang tanpa sebab. Malahan diusia ini saya tertarik dengan seorang perempuan. Awalnya kami hanya berteman biasa dan tidak lama kami malah menjalin hubungan. Perempuan itu tahu bahwa banyak orang yang menginginkan saya untuk menjadi seorang Romo, walaupun kami mempunyai hubungan ia selalu memberi saya semangat dan motivasi untuk menjadi seorang Romo. Hal itu membuat saya bimbang dan bingun untuk memilih polisi atau Romo. Sejak itu saya mulai merenungkan jalan mana yang harus saya pilih.

Saya mengalami jatuh bangun untuk menentukan jalan yang harus saya ambil. Panggilan menjadi seorang Romo hilang dan timbul dalam hitungan waktu. Hal inilah yang membuat saya mengatakan bahwa panggilan itu misteri. Jatuh bangun yang saya alami akhirnya membawakan hasil yang positif  dan saya tau jalan mana yang harus saya tempuh. Permasalah dan pertentangan yang saya hadapi menyadarkan saya, bahwa saya harus mejawab panggilan Tuhan yang ada di dalam diri saya. Seperti kata Santo Paulus "Apa yang ia kerjakan berasal dari Tuhan". Karena itulah saya berani mengambil keputusan untuk menjadi seorang Romo. Saya yakin apa yang saya lakukan ini semuanya  berasal dari Tuhan. Karena keteguhan iman yang Tuhan berikan kepada saya, sekarang saya sedang menjalani pendidikan di Postulat Stella Maris malang untuk menjadi seorang Romo dan saya memilih kongregasi SVD dalam bahasa latin "Societas Verbi Devini" dan dalam bahasa Indonesia "Serikat Sabda Allah".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun