Mohon tunggu...
Markus Fernando Siahaan
Markus Fernando Siahaan Mohon Tunggu... Penulis - Pengelana

Aktualisasi tanpa Batas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gereja

2 Januari 2025   21:36 Diperbarui: 2 Januari 2025   21:36 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Gereja, benar sibuk, namun sesibuk itukah hingga lupa dirimu adalah gereja Penuh dengan jemaat, namun jiwa tak selamat Berdiri kokoh dengan pondasi penyangga, namun rapuh untuk buah dari iman Dengar nyaring lonceng berdenting, namun tak mampu untuk mendengar. Begitu gagah dengan jas dan jubah, namun begitu ringkih untuk peduli kepada umat Begitu tinggi berada di mimbar, namun tak mampu melihat yang ada di bawah; bahkan, lupa akan siapa yang ada di atas. Ada yang menangis karena kemiskinan, namun kau tekan dengan perpuluhan Ada yang duduk karena tak mampu berdiri justru kau rebahkan dengan hukum siasatmu! Katamu, menjadi tubuh Kristus, namun agaknya sedang lumpuh hingga tanganmu tak pernah terlihat untuk memberi Katamu, dirimulah rumah, tapi tak pernah kurasa hangatnya dekapanmu. Namun, mungkin aku sudah tergila-gila untuk tetap setia padamu..., bahkan selalu rindu padamu walau kutahu kau mungkin tak begitu mengenalku Ya, memang ini namanya cinta Buta, tuli, dan sulit untuk berpaling Wisma Tabor, 7 Nov. 2024 Markus F. Siahaan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun