Gereja, benar sibuk, namun sesibuk itukah hingga lupa dirimu adalah gereja Penuh dengan jemaat, namun jiwa tak selamat Berdiri kokoh dengan pondasi penyangga, namun rapuh untuk buah dari iman Dengar nyaring lonceng berdenting, namun tak mampu untuk mendengar. Begitu gagah dengan jas dan jubah, namun begitu ringkih untuk peduli kepada umat Begitu tinggi berada di mimbar, namun tak mampu melihat yang ada di bawah; bahkan, lupa akan siapa yang ada di atas. Ada yang menangis karena kemiskinan, namun kau tekan dengan perpuluhan Ada yang duduk karena tak mampu berdiri justru kau rebahkan dengan hukum siasatmu! Katamu, menjadi tubuh Kristus, namun agaknya sedang lumpuh hingga tanganmu tak pernah terlihat untuk memberi Katamu, dirimulah rumah, tapi tak pernah kurasa hangatnya dekapanmu. Namun, mungkin aku sudah tergila-gila untuk tetap setia padamu..., bahkan selalu rindu padamu walau kutahu kau mungkin tak begitu mengenalku Ya, memang ini namanya cinta Buta, tuli, dan sulit untuk berpaling Wisma Tabor, 7 Nov. 2024 Markus F. Siahaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H