Tanpa disadari, rokok memudahkan kita berkomunikasi dengan orang lain. Dalam tulisan ini, saya akan membahas bagaimana rokok dapat memudahkan komunikasi. Saya akan menggunakan pengalaman pribadi saya sebagai contoh.
Ketika berjumpa dengan orang baru di warkop misalnya, saya biasa meminta sebatang rokok dan meminjam korek. Sembari menyalakan korek, orang baru disamping saya biasa bertanya "Kerja dimana bang?". Mungkin melihat setelan kemeja yang saya gunakan.
Sebagai orang yang ramah dan tidak sombong, saya pasti akan menjawab informasi seputar pekerjaan saya. Lama kelamaan obrolan berganti ke topik lain, misalnya tempat tinggal, keluarga, dan yang sudah pasti hubungan dengan orang yang kami sama-sama kenal. Contohnya saya mengatakan saya tinggal di jalan anggrek, maka orang baru itu akan bertanya "Kenal sama pak Burhan gak?".
Saya yang kebetulan kenal pasti menjawab iya dan obrolan seterusnya beralih menggosipkan pak Burhan. Kebetulan si Burhan pernah terjerat kasus KDRT yang membuatnya dipenjara. Informasi seputar anak, isteri, dan alasan Burhan melakukan kejahatan. Semuanya dikuliti sedetail-detailnya.
Entah kenapa ketika mengobrol dengan orang baru sambil merokok. Mulut lebih lepas bersuara. Selalu ada topik yang bisa dibicarakan. Suasana menjadi lebih seru bila kopi diseduh diatas meja dan kebetulan sedang hujan deras. Anda yang mengalaminya pasti pernah merasa ngobrol sampai lupa waktu, tahu-tahu sudah sore.
Saya pun penasaran lalu mencoba mencari tahu alasan dibalik fenomena ini di Google. Dilansir dari Halodoc, rokok dapat meningkatkan hormon dopamin secara tidak terkendali. Dopamin adalah zat yang terlibat dalam mengatur suasana hati dan emosi, seperti rasa senang, kebahagiaan, dan motivasi.
Ketika dopamin meningkat, kita menjadi lebih rileks dan terbuka, sehingga lebih mudah untuk berkomunikasi dengan orang lain. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkannya, rokok juga memiliki dampak negatif yang berbahaya.
Salah satu dampak negatif tersebut adalah kecanduan. Ketika kita terbiasa merokok untuk memudahkan komunikasi, kita akan menjadi sangat tergantung dengan rokok. Kita merasa tidak nyaman atau sulit untuk berkomunikasi tanpa merokok.
Hal ini sudah saya alami dan jujur memang sulit rasanya untuk berbicara tanpa merokok tetapi banyak juga hal positif yang saya dapatkan, salah satunya saat mendapat pekerjaan dari seorang teman yang saya kenal bermula dari berbagi sepuntung rokok.
Namun jangan anggap itu sebagai sebuah pembenaran, perlu diingat rokok dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, dan penyakit paru-paru.