Mohon tunggu...
Marketing Kitchen
Marketing Kitchen Mohon Tunggu... -

Marketing Kitchen! Gak tau kenapa, tiba-tiba kata itu muncul ketika saya mencari nama untuk blog baru ini. Dalam bayangan saya, dapur itu tempat dimana orang sibuk untuk membuat sebuah masakan yang enak. Terkait dengan masakan. Umumnya seorang chef akan mencampurkan berbagai macam bumbu dan pelengkap kedalam bahan utama supaya menghasilkan komposisi yang terlezat bukan? Nah analogi itu yang coba-coba saya gunakan disini. Dari kecil (SMP akhir Tepatnya) saya sudah sangat senang dengan Marketing. Untuk itu tentu saja Marketing adalah bahan dasar yang akan saya pakai dalam memasak. Tapi dari awal mengenal “Si Marketing” ini, saya yakin rasanya kok ada yang kurang ya, kalau si marketing ini beroperasi sendiri. Tentu harus ada teman-temannya! Buat saya yang basic-basic sajalah, manajemen operasi, keuangan dan sumber daya manusia sebagai penyedap rasa. Terakhir tentu saja sauce dan dressingnya yang menjadi payung dari semua itu, yaitu “Kepemimpinan”. Rasanya anda tentu setuju, kalau saya katakan bahwa elemen-elemen diatas tidak bisa dibiarkan bekerja secara parsial, terpisah-pisah alias sendiri-sendiri. Bisa-bisa kaya sayur kurang garam bukan? Semuanya harus sesuai takaran dalam resepnya. Tergantung anda mau buat apa betul? Prinsip ini pula yang mungkin membuat saya secara gak sadar tertarik pada bidang-bidang lain diluar marketing. Maka dari itu jangan heran kalau nanti blog ini banyak tulisan yang topiknya diluar marketing. Nah ini masakan yang saya buat kawan! Saya buat dengan sepenuh hati, sambil lirik buku resep kanan kiri. Soal enak atau engga, ya itu relatif ya….hehehe. Lidah orang kan beda-beda gan! Selamat Menikmati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untuk Apa Menulis (#Nulis/19 Points)

15 Juni 2014   00:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:43 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

1.        Kemarin, setelah tulisan #entrepreneurship saya post, banyak yang tanya.   Loh kok suka #nulis ya?

2.Ada juga yang gurau bilang, sekarang jadi motivator ya? Tapi saya pikir apa setiap orang yang #nulis itu motivator?

3.Sebetulnya apa yang saya sukai sebetulnya bukan #nulis. Tapi bercerita.

4.Tapi karena kesempatan bercerita itu gak banyak, akhirnya #nulis jadi pelampiasannya.

5.Kebiasaan saya #nulis terjadi juga karena sebuah "keterpaksaan" di pekerjaan sebelumnya

6.Sebulan sekali kita "ditodong" untuk #nulis satu artikel untuk keperluan content sebuah majalah marketing nasional

7.Alhasil, pontang panting kita cari bahan untuk #nulis rutin. Sampai sakit perut kadang kalau ingat deadline naik cetak

8.Lucunya. Amatir seperti saya, suatu ketika diminta #nulis untuk jadi buku. Antara seneng tapi juga ga pede pasti

9.Syukur puji Tuhan. Dengan segala kekurangan dan bantuan teman #nulis. Jadi juga 2 buku yang ada nama sayanya hahahahhah, lumayan

10.Akibat segala kejadian yang gak sengaja itu. #nulis jadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan rutin (rutin disini bs 2 bulan sekali, hahahahha)

11.Lalu untuk apa #nulis? Dalam versi saya, #nulis adalah proses belajar yang bagus

12.Dalam teori pembelajaran, menceritakan ulang apa yang kita pelajari bakal bikin kita lebih paham isi dari pelajaran tersebut. Dan #nulis itu kan buat saya kaya bercerita.

13.Jadi se-engga nya. Ketika #nulis saya seperti menceritakan apa yang pernah saya pelajari  dan pikirkan pada diri saya sendiri.

14.Jadi sesungguhnya, salah satu alasan saya #nulis adalah untuk bikin arsip sejarah pemikiran sendiri

15.Ide, inspirasi, renungan dengan gampang menguap jika tidak di catat. Untuk itulah sy #nulis

16.Kalaupun akhirnya bermanfaat buat orang lain. Ya saya sangat bersyukur. Tp buat saya itu bonus dari #nulis

17.#nulis juga memaksa kt untuk berpikir lebih dalem, lebih lengkap, dan lebih kritis

18.Sampai saat ini, #nulis sama sekali bukan untuk menggurui, motif komersial atau bahkan melakukan propaganda ide. Cukup untuk aktualisasi diri saja

19.Demikian alasan saya #nulis. Lalu mengapa anda #nulis?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun