JAWA TENGAH - Ketegaran dan perjuangan Nur Kasih, seorang janda yang membesarkan delapan anak, dimulai setelah kepergian suaminya pada tahun 2015. Kehilangan yang mendalam itu mengubah hari-harinya menjadi penuh tantangan. Dengan semangat yang tak kenal lelah, Nur Kasih berjuang menghidupi anak-anaknya dengan menjajakan makanan ringan di pelabuhan.
Namun, pada tahun 2019, ujian kembali menghadang. Rumahnya di Tambakrejo tergusur oleh program normalisasi aliran sungai dari Pemerintah Kota Semarang, memaksanya berpindah ke Rusunawa Kudu di Genuk. Jarak yang jauh dari tempat ia berjualan membuatnya semakin kesulitan dalam mencari nafkah.
Tahun 2020 membawa cobaan baru: pandemi COVID-19 melanda dan menghentikan banyak aktivitas perekonomian. Nur Kasih kehilangan mata pencahariannya sebagai pedagang asongan. Di tengah masa sulit ini, ia merasakan kesedihan mendalam ketika salah satu anaknya harus pergi akibat gagal ginjal. Lebih menyakitkan lagi, anak-anaknya yang lain terpaksa putus sekolah karena ketiadaan biaya. Untuk tetap menyokong keluarganya, ia berusaha membantu saudaranya dengan penghasilan yang tidak menentu, meskipun fisiknya semakin lemah seiring bertambahnya usia.
Menyadari betapa berat beban yang dipikul Nur Kasih, warga di Rusunawa Kudu berinisiatif untuk membantu. Mereka bersama-sama membangun sebuah warung kecil dari bahan bambu dan asbes, yang akan menjadi tempat Nur Kasih berjualan kembali dan menghidupi keluarganya.
Pada Senin, 30 September 2024, DT Peduli Jawa Tengah hadir membawa harapan baru dengan memberikan bantuan modal usaha kepada Nur Kasih. Bantuan berupa sembako dan peralatan usaha disalurkan untuk mengembangkan Warung Pecel Mbah Oeti, agar ia dapat menyekolahkan putranya yang masih duduk di bangku SMP.
"Harapan saya hanya satu, mbak, yaitu agar putra saya yang masih SMP ini tidak putus sekolah. Saya sangat sedih melihat putri saya terpaksa berhenti sekolah saat COVID-19 kemarin. Saat itu, untuk makan saja sudah sulit," ungkap Nur Kasih dengan mata berbinar penuh harapan.
Kini, Warung Pecel Mbah Oeti menjadi sumber kehidupan baru bagi Nur Kasih dan keluarganya. "Terima kasih kepada DT Peduli. Setiap bulan, saya menerima bantuan beras dari Kajian Majelis Manajemen Qolbu. Sebenarnya, saya merasa malu mengajukan bantuan untuk warung ini, tetapi saya sangat bersyukur. Semoga selalu diberi berkah dan dimudahkan urusannya," tambah Nur Kasih dengan rasa syukur yang mendalam.
(Marlin/ Feti Anjani)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H