Bayangkan... seandainya ada sopir kopaja (seorang bapak), kopaja nya kalian bajak..ternyata sopir itu adalah bapaknya temen satu sekolah. Hanya orang waras akan paham bahwa temen kalian itu nangis di hati melihat rejeki bapaknya amblas karna ulah kalian. **Atau bikin sebaliknya itu bapak kalian.
Bayangkan bila di tengah situasi lo dihadapkan dengan pilihan, ketika musuh terjebak gak berdaya dan posisi lo sedang pegang alat tawuran. Apa yang akan lo lakuin? Ambil tindakan melukai hingga sekarat bahkan meninggal karena dorongan teriakan teman untuk melukainya?? setelahnya lo akan jadi buronan polisi dengan bayang bayang jeruji besi serta warga keluarga korban dan kepikiran bagaimana nasib lo berikutnya. PERCUMA.
Jangan anggap ketika di penjara trus hukuman ringan karna dikira polisi kasihan.. itu semua karna umur lo yang masih terbilang dibawah umur. Kalau umur sudah terbilang dewasa, mungkin hukuman berat!
Bayangkan lo yang berada di posisi terjebak tersungkur atau sejenisnya... penuh hujaman benda tumpul sampai tajam. Syukur syukur itupun masih bernyawa. Pikirkan orangtua bagaimana reaksinya ketika mendengar anaknya terluka? Bayangkan juga seandainya orangtua mendengar kabar anaknya sudah tidak bernyawa??
Orangtua punya keinginan derajat keluarga bisa naik, gak ingin miskin terus. Taukah kalian, orangtua banting tulang...utang sana utang sini...sampai pertaruhkan wajah dan harga diri jelek di mata orang lain demi masa depan ANAK yang kelak merubah nasib keluarga.
Pikirkan bahwa kelak lo adalah seorang pria penuh bertanggung jawab kepada istri dan anak. Sikap dan santun menentukan masa depan keluarga lo kelak. Salam
**Ambil sisi positifnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H