Mohon tunggu...
Markapada
Markapada Mohon Tunggu... Lainnya - Markapada

marcapada/mar.ca.pa.da/ n dunia nyata (tempat makhluk hidup); bumi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Just Stop Oil: Ketidaknyamanan Sementara vs Kemaslahatan Bersama

27 Agustus 2023   08:37 Diperbarui: 27 Agustus 2023   08:39 562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiga bulan yang lalu sebuah video yang memperlihatkan seorang pria yang berusaha membubarkan sekelompok orang berompi oranye yang memblokade jalan menjadi viral di media sosial. Pria dalam video terlihat merebut baliho yang dibentangkan oleh kelompok berompi oranye tersebut. Rupanya pemandangan serupa bukanlah hal yang asing bagi warga Inggris. Kelompok yang sedang menjalankan aksi protes tersebut diketahui merupakan aktivis sebuah organisasi lingkungan hidup yang berbasis di Inggris, yaitu Just Stop Oil. Ini pun bukan pertama kalinya kegiatan aktivisme mereka menjadi viral di media sosial. Sebelumnya, dua aktivis mereka menjadi viral di media sosial setelah menyiramkan sup tomat ke lukisan terkenal karya Vincent van Gogh, Les Tournesols. Aksi ini menuai berbagai reaksi dan kecaman dari publik global. Terlepas dari kegiatan aktivisme mereka yang kontroversial, Just Stop Oil sebenarnya membawa pesan yang sangat mulia terkait kelangsungan hidup umat manusia. 

Just Stop Oil merupakan organisasi lingkungan hidup yang dibentuk di Inggris dan pertama kali menarik perhatian publik dengan protes mereka di tahun 2022. Pengurus utamanya merupakan gabungan dari kelompok aktivis Extinction Rebellion dan Insulate Britain. Extinction Rebellion sendiri memfokuskan kampanye mereka pada isu besar, yaitu perubahan iklim. Sementara, Insulate Britain bergerak untuk mendesak pemerintah agar menciptakan sebuah program yang dapat memastikan setiap rumah diisolasi agar menjadi rendah karbon di tahun 2030. Aktivis dari kedua organisasi tersebut kemudian berkoalisi dalam upaya untuk mendesak pemerintah agar segera menghentikan semua perizinan dan persetujuan terkait eksplorasi, pengembangan dan produksi bahan bakar fosil di Inggris. Serangkaian protes yang dilakukan oleh Just Stop Oil merupakan respon dari krisis energi di Inggris yang menyebabkan kenaikan harga listrik dan bahan bakar. Inggris sangat bergantung pada gas dalam menghangatkan rumah dan produksi listrik mereka. Berdasarkan laporan Ember (Carrington, 2022), Inggris menempati posisi kedua setelah Italia sebagai negara Eropa yang paling bergantung pada gas dalam produksi listriknya. 

Di tahun 2022, Inggris membuka putaran perizinan baru bagi perusahaan untuk melakukan eksplorasi minyak dan gas di Laut Utara. 898 lokasi ditawarkan untuk eksplorasi dengan prediksi 100 perizinan yang akan dikeluarkan. Menteri Bisnis, Jacob Rees-Mogg, mengatakan eksplorasi baru ini akan meningkatkan keamanan energi Inggris. Rees-Mogg mengatakan bahwa dengan kondisi Rusia dan Ukraina sekarang, pemanfaatan sumber daya energi nasional secara maksimal menjadi sangat penting. Namun, penasihat pemerintah Inggris mengenai perubahan iklim mengatakan dalam sebuah laporan awal tahun 2022 bahwa cara terbaik untuk meringankan penderitaan konsumen akibat harga energi yang tinggi adalah dengan berhenti menggunakan bahan bakar fosil daripada melakukan pengeboran untuk bahan bakar tersebut (Fisher, 2022). Just Stop Oil merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang sepakat dengan pernyataan ini. Selain itu, mereka juga mendorong pemerintah untuk berinvestasi lebih banyak dalam energi terbarukan. 

Krisis energi tidak hanya permasalahan yang dihadapi oleh Inggris, tetapi merupakan tantangan global yang sedang dihadapi oleh negara-negara di dunia. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kondisi pasar energi saat ini, seperti pertumbuhan ekonomi luar biasa pasca pandemi, pengurangan atau pemberhentian bahan bakar alami dari Rusia menyusul situasi geopolitik Rusia dan Ukraina, permainan harga gas oleh pihak-pihak tertentu, dan ketatnya ketersediaan energi dibandingkan dengan permintaan saat musim dingin (International Energy Agency). Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap kenaikan harga bahan bakar fosil yang kemudian juga mempengaruhi kenaikan harga listrik di beberapa pasar. Kenaikan harga energi ini juga berdampak ke sektor lain, seperti ekonomi yang mengakibatkan inflasi yang tinggi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. 

Terjadinya krisis energi ini tidak tanpa konsekuensi. Selain berdampak ke berbagai sektor kehidupan manusia, Bumi kita merupakan pihak yang paling terdampak dari adanya krisis energi ini. Krisis energi telah menghambat transisi hijau dan melemahkan upaya memperlambat pemanasan global. Meskipun permintaan batubara diperkirakan akan menurun dalam jangka panjang, namun di tahun 2022 beberapa pembangkit listrik tenaga batubara malah kembali beroperasi di Eropa. Perluasan kegiatan ekstraksi bahan bakar fosil juga dapat menyebabkan kerusakan ekosistem. 

Namun, di sisi lain krisis energi ini juga dapat menjadi momentum perubahan jangka panjang yang signifikan. Hal ini ditunjukan oleh respon beberapa negara, seperti Inflation Reduction Act oleh Amerika Serikat, REPowerEU oleh Uni Eropa, Program Transformasi Hijau (GX) Jepang, upaya Korea Selatan untuk meningkatkan energi nuklir dan terbarukan, serta ambisi energi bersih China dan India (International Energy Agency, 2022). Respon negara-negara tersebut memberikan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Dalam Skenario Kebijakan yang dinyatakan WEO (International Energy Agency, 2022), yang didasarkan pada pengaturan kebijakan terkini di seluruh dunia, ketika pasar melakukan penyeimbangan kembali, keuntungan batu bara dari krisis saat ini hanya bersifat sementara karena energi terbarukan terus memperoleh keuntungan. Pasar energi internasional mengalami reorientasi besar-besaran seiring dengan penyesuaian negara-negara terhadap kondisi geopolitik Rusia-Eropa. Krisis energi saat ini menjadi pengingat rapuhnya dan tidak berkelanjutannya sistem energi global saat ini. 

Sebagai orang awam, ada berbagai hal yang bisa kita lakukan untuk berkontribusi dalam menghemat energi. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: 

1. Matikan AC ketika sedang keluar atau tidak dipakai. Penggunaan AC yang proporsional dapat berkontribusi terhadap penghematan energi. 

2. Memotong waktu mandi dan penggunaan air hangat dengan penghangat air. Menggunakan lebih sedikit air hangat yang diproduksi oleh penghangat air akan membantu kita menghemat energi. 

3. Ganti bola lampu lama dengan yang LED baru dan nyalakan lampu hanya sesuai kebutuhan. Bohlam LED lebih efisien dibandingkan lampu pijar dan halogen serta lebih jarang terbakar. Jangan lupa matikan lampu ketika meninggalkan ruangan atau saat tidak dibutuhkan. 

4. Beralih ke sepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan singkat. Selain hemat, kegiatan ini dapat mengurangi emisi dan membugarkan tubuh. 

5. Gunakan transportasi publik untuk perjalanan yang jauh. 

6. Terakhir, bila penggunaan kendaraan pribadi tidak terhindarkan, optimalkan gaya mengemudi anda untuk mengurangi penggunaan bahan bakar. Matikan mesin anda ketika tidak bergerak dan servis mesin anda secara teratur untuk menjaga efisiensi energi. 

Kegiatan-kegiatan di atas sangat mungkin kita lakukan setiap hari. Perasaan tidak nyaman atau tidak praktis lebih baik daripada kenyamanan sementara yang berujung pada petaka. 

References 

BBC News. (2021, November 17). What is Insulate Britain and what does it want? Retrieved from BBC News: https://www.bbc.co.uk/news/uk-58916326 

BBC News. (2022, April 14). What is Extinction Rebellion and what does it want? Retrieved from BBC News: https://www.bbc.co.uk/news/uk-48607989 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun