Mohon tunggu...
Marjuni
Marjuni Mohon Tunggu... Guru - Praktisi dan Pelaku Pendidikan Islam

Fokus pada Manajemen Pendidikan Islam, Branding Strategy Lembaga Pendidikan Islam, Marketing Lembaga Pendidikan Islam, Kajian Pesantren, Kajian Pemikiran Pendidikan Islam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Mungkin, Santri di Pesantren Modern Telah Menguasai Keterampilan Dasar Mengajar?

24 Januari 2023   01:54 Diperbarui: 24 Januari 2023   11:39 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Contoh Persiapan Mengajar Guru Praktik di Pesantren Modern (sumber: Kitab Tarbiyah Amaliyah I'dad Al-Ustadz K.H. Imam Zarkasyi Gontor)

Harus diakui bahwa, melalui micro teaching, para santri telah mengembangkan keterampilan pedagogis dasar mereka. Mereka menjadi lebih percaya diri; mengembangkan keterampilan komunikasi, dan yang terpenting, kelas micro-teaching telah membantu mereka mengembangkan keterampilan bertanya. Namun, pada umumnya persiapan mengajar (i'dad tadris), meskipun mengajarkan kepada mereka tentang keterampilan manajemen, seperti manajemen kelas dan waktu, dan keterampilan menulis modul ajar, namun i'dad tadris menjadi aspek pengajaran yang paling tidak mungkin tercakup secara maksimal akibat keterbatasan waktu dalam kelas micro-teaching, yang kemudian menjadi kendala bagi mereka selama mereka belajar untuk mengajar (amaliyah tadris).

Keistimewaan lain dalam filosofi pesantren modern adalah bahwa meskipun calon guru harus terus belajar, namun mengajar adalah cara terbaik untuk belajar. Para kyai pesantren modern menekankan bahwa "mengajarlah dengan baik, agar kalian pintar". Sehingga selama ini orang yang terlibat mengajar santri di pesantren sangat memegang teguh kata bijak "faaqidus Syai'i Laa Yu'thi", artinya ketiadaan sesuatu itu, (berakibat) tidak dapat memberikan sesuatu. Pelajaran penting dari kata bijak ini adalah bahwa siapapun yang tidak menguasai ilmu sebagai konten, maupun ilmu sebagai metodologi, niscaya ia tidak akan mampu membuat perubahan apa-apa terkait dengan upaya "ja'lu talamidz an yata'allamuu" (yaitu menciptakan kondisi agar santri terus belajar).

Disinilah point penting yang menjadi jawaban atas pertanyaan: "Bagaimana mungkin, santri di pesantren modern telah menguasai keterampilan dasar mengajar?"

Semoga bermanfaat......!!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun