Adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi sebuah tantangan dan sekaligus peluang dalam mengembangkan produk lokal atau dalam negeri untuk bersaing dipasar ASEAN. Tentunya Pemerintah Indonesia secara resmi telah meminta ASEAN dalam mendorong penggunaan bahan baku yang berasal dari ASEAN dan mewujudkan pasar tunggal berbasis produksi ASEAN. Sebagai negara dengan potensi pasar terbesar di ASEAN, maka Indonesia  tentu terikat dengan perjanjian untuk tidak dapat melarang peredaran produk yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan secara kolektif oleh negara anggota ASEAN. Sehingga pelaku industri di dalam negeri diminta untuk mempersiapkan diri karena semua aturan ekonomi akan terintegrasi dan diberlakukan sama pada semua negara anggota.
                              Â
2. Integrasi Sistem Pembayaran dalam lingkup ASEAN
      Era ekonomi digital saat ini tentu mendorong adanya Infrastuktur informasi dan komunikasi yang aman dan terkoneksi. Pemanfaatan sistem pembayaran yang disepakati oleh negara anggota ASEAN tentu meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara. Disamping itu, terdapat upaya-upaya dalam menfasilitasi koneksitas dan operasionalisasi teknis sistem teknologi informasi dan komunikasi (TIK) seperti penekanan untuk meningkatkan kepercayaan dalam penggunaan internet serta pembayaran melalui transaksi elektronik.
      Sistem pembayaran di lingkup ASEAN saat ini merupakan bentuk karakteristik yang menjadi faktor penopang terbentuknya sebuah ekonomi digital. Adanya virtualisasi merupakan bukti revolusi dari bentuk fisik ke bentuk virtual sehingga sistem pembayaran tunai yang saat ini berubah menjadi uang virtual dapat memudahkan transaksi yang dilakukan oleh warga negara anggota ASEAN.
      Di sisi lain terdapat fenomena pertumbuhan e-commerce di kawasan ASEAN yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor penunjang seperti adanya infrastruktur internet, munculnya metode pembayaran baru secara online (e-payment), pertumbuhan logistik, serta kerangka kebijakan yang dimiliki masing-masing negara, dalam mendukung kemunculan e-commerce.
3. Peran Bank Indonesia di Kancah ASEAN
      Jika dilihat dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, maka Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. dengan mengelola tiga bidang yang sangat vital yakni Moneter, Sistem Pembayaran, dan Stabilitas Sistem Keuangan.
     Lebih mendalam, Bank Indonesia juga turut aktif dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia sebagai contoh dan Pilot Project untuk negara lainnya dengan filosofi lima jari/ Five finger philosophy. Contohnya, Jari jempol yang mewakili peran lembaga keuangan dalam intermediasi keuangan, seperti memberikan pinjaman/pembiayaan kepada nasabah mikro, kecil dan menengah.Â
Disamping itu, terdapat Jari telunjuk yang mewakili regulator yakni Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menerbitkan ijin-ijin usaha, hingga menciptakan iklim yang kondusif dan sebagai sumber pembiayaan, selanjutnya Jari tengah yang mewakili katalisator dalam mendukung perbankan dan UMKM. Selanjutnya Jari manis yang mewakili fasilitator dalam mendampingi UMKM, khususnya usaha mikro dan membantu untuk memperoleh pembiayaan bank hingga pengembangan UMKM. Selanjutnya Jari kelingking dengan maknanya mewakili UMKM untuk turut berperan dalam pelaku usaha, pembayar pajak dan pembukaan tenaga kerja.
      Dalam lingkup ASEAN, Bank Indonesia juga berfokus pada penguatan lembaga pendamping UMKM melalui peningkatan capacity building. Dalam hal ini, capacity building sebagai pembangunan keterampilan (skills) dan kemampuan (capabilities), seperti kepemimpinan, manajemen, keuangan dan pencarian dana, program dan evaluasi, supaya pembangunan organisasi efektif dan berkelanjutan. Capacity building difasilitasi melalui penetapan kegiatan bantuan teknik, meliputi pendidikan dan pelatihan, bantuan teknik khusus (specific technical assitance) dan penguatan jaringan.