- Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan  sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak,  serta Visi Guru Penggerak.Â
Materi ini sangat berhubungan erat dengan materi pada modul 1.1, 1.2, dan 1.3, yaitu ditekankan untuk "berpihak pada murid". Dengan mendengarkan alasan murid berbuat sesuatu yang menyimpang, lalu melakukan komunikasi dua arah bersama murid, Â disitu kita sedang mencari tahu kebutuhan dasar yang ingin dipenuhi. Disinilah letak keberpihakan kita pada murid.Â
- Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Displin positif :
Disiplin positif terjadi Ketika sesorang tidak melakukan sesuatu karena takut akan hukuman atau konsekuensi atau mungkin hanya sekadar menjalani aturan. Lebih daripada itu, dalam disiplin positif seseorang melakukan sesuatu karena menghargai diri sendiri dengan nilai yang mereka percaya.
Teori kontrol :
Kita tidak dapat mengontrol orang lain. Kita hanya bisa mengendalikan diri kita sendiri.
Teori motivasi :Â
- Menghindari ketidaknyamanan dan hukuman : menghindari permasalahan yang mungkin muncul dan berpengaruh pada diri sendiri. Motivasi ini bersifat eksternal.
- Mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain : melakukan sebuah tindakan untuk mendapat pujian dari orang lain. Ini besifat ekternal.
- Menghargai nilai-nilai kebajikan diri sendiri : Ini membuat seseorang memiliki disiplin positif karena motivasi berperilakunya bersifat internal.
Hukuman dan penghargaan :Â
Hukuman dan penghargaan akan menimbulkan ketergantungan karena murid akan melakukan hal yang baik jika ada imbalan atau ada hukuman jika tidak dilakukan. Ini merupakan motivasi eksternal dan jika terus dilakukan akan mematikan motivasi internal murid.
Posisi kontrol guru :Â
- Penghukum :Â
Hukuman bisa terjadi secara fisik maupun verbal. Disini guru berpikir bahwa cara yang dilakukannya adalah satu-satunya yang terbaik agar pembelajaran teracapai.
- Pembuat merasa bersalah:Â
Guru akan menggunakan keheningan ntuk membuat murid merasa bersalah.
- Teman :
Guru menggunakan hubungan baik dengan murid untuk mengontrol perilaku murid.
- Pemantau :
Guru yang ada pada posisi pemantau mengandalkan data-data sebagai bukti perilaku murid.
- Manajer :
Posisi kontrol ini adalah posisi yang paling ideal dimana guru berbuat sesuatu dengan melibatkan murid. Disini guru mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilakunya serta mendukung murid menemukan solusi atas permasalahannya.
Kebutuhan dasar manusia :Â
Setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar yaitu :
- Kebutuhan bertahan hidup
Bersifat fisisologis, seperti Kesehatan, rumah, dan makanan.
- Kebutuhan akan kasih sayang dan rasa diterima
Kebutuhan akan hubungan dan koneksi sosial
- Kebutuhan pengakuan atas kemampuan (penguasaan)
Meliputi keinginan untuk dianggap berharga, bisa membuat pencapaian, kompeten, diakui, dan dihormati.
- Kebutuhan akan pilihan (kebebasan)
Kebutuhan akan kemandirian, otonomi, memiliki pilihan dqan mampu mengendalikan arah hidup seseorang.
- Kebutuhan untuk merasa senang (kesenangan)
Kebutuhan untuk mencari kesenangan, bermain, dan tertawa.
Keyakinan kelas :
Keyakinan kelas berisi nilai-nilai universal yang diyakini untuk diterapkan di kelas tersebut.
Segitiga restitusi :
- Menstabilkan identitas (Stabilize the identity)
Bagian dasar dari segitiga restitusi ini bertujuan untuk mengubah identitas anak dari orang yang gagal menjadi orang yang sukses. Anak yang gagal sebenarnya berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasarnya namun ada benturan.
Kita dapat menggunakan kalimat ini untuk menstabilkan identitas :
"Berbuat salah itu tidak apa-apa."
"Saya juga pernah melakukan kesalahan."
"Tidak ada manusia yang sempurna."
- Validasi Tindakan yang salah (Validate the misbehaviour)
Setiap tindakan pasti memiliki masud /tujuan yaitu memenuhi kebutuhan dasar. Jika kita mengetahui kebutuhannya, kita dapat menemukan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Contoh pertanyaan yang ditanyakan pada tahap ini, yaitu :
"Kamu pasti punya alasan menapa melakukan hal itu."
- Menanyakan keyakinan
Pada tahap ini, murid dihubungkan  dengan nilai-nlai yang dia percayai dan berpindah menjadi orang yang dia inginkan.
Contoh pertanyaan yang ditanyakan pada tahap ini, diantaranya :
"Apa nilai yang kita sepakati:"
"Kalian ingat keyakinan kelas kita?"
Setelah mempelajari modul 1.4 dalam Pendidikan Guru Penggerak ini, hal menarik bagi Saya dan benar-benar di luar dugaan yaitu mengenai hukuman dan penghargaan. Selama ini Saya berpikir bahwa ketika Saya memberikan penghargaan bagi salah seorang murid, murid lainnya akan bersemangat atau termotivasi untuk menjadi seperti teman yang mendapat penghargaan tersebut. Ternyata ini salah besar. Sebenarnya di saat itu juga, Saya sudah menghukum murid. Bisa saja di saat mendapat penghargaan, murid tersebut akan dijauhi oleh teman-temannya. Sebagai contoh, Guru meminta seorang murid untuk enuliskan nama teman yang rebut dan dijanjikan hadiah untuk murid tersebut. Disinilah kita sedang menghukum murid, dimana karena hadiah tersebut ia akan dibenci teman sekelasnya.
- Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Beralih dari posisi kontrol penghukum, pembuat rasa bersalah, teman, dan pemantau menuju ke posisi manajer. Selain itu, harus terbiasa menyelesaikan masalah dengan tahapan segitiga restitusi.
- Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pelajaran.
- Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal tersebut?
Saya sempat ragu, apakah kesepakatan ini bisa dijalankan oleh murid atau tidak. Pada awalnya memang perlu usaha ekstra untuk mengingatkan kembali setiap poin yang sudah disepakati. Namun setelah beberapa perteman, murid mulai paham mengenai poin-poin kesepakatan kelas dan mulai menyadari untuk menjalankan.
- Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki?
Hal yang sudah baik diantaranya setiap murid mulai menyadari setiap kesepakatan yang disepakati dan menjalankannya. Yang perlu diperbaiki yaitu, sebagai Guru, perlu konsisten dalam menguatkan setiap poin kesepakatan kelas yang telah disepakati.
- Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?Â
Sebelum mempelajari modul ini, Saya menempatkan diri sebagai teman dan pemantau. Tapi terkadang Saya juga sebagai penghukum. Â Pada saat Saya menjadi teman maupun pemantau, Saya merasa bahwa saat itu Saya sudah berada di posisi terbaik. Tapi ternyata, itu bukan.
Saat ini Saya sedang berusaha menempatkan diri pada posisi manajer, dimana Saya melibakan murid dalam proses penyelesaian masalah, mempersilahkan murid mempertanggungjawabkan perilakunya serta mendukung murid menemukan solusi atas permasalahannya. Untuk sampai pada posisi ini saya berusaha untuk mulai menghilangkan posisi Saya sebagai penghukum. Perasaan Saya setelah mencoba mempraktikan ketika berada di posisi manajer ini yaitu ragu, apakah murid bisa menyadari kesalahannya dan tidak mengulanginya.
Setelah mencoba menerapkan posisi ini, Saya menyadari bahwa komunikasi dua arah sangatlah penting. Sebelumnya Saya menganggap bahwa apa yang Saya lakukan adalah yang terbaik, ternyata itu hanya ilusi. Setelah menerapkan posisi manajer, Saya merasa lebih legah karena sudah melibatkan murid dalam menyelesaikan masalah sehingga baik Saya maupun murid tidak ada yang merasa bersalah atau tertekan.
- Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Setelah mempelajari materi segitiga restitusi, ternyata Saya pernah menerapkan salah satu sisi, yaitu validasi Tindakan yang salah dimana Saya menanyakan alasan kenapa pelanggaran terjadi.
- Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Yang perlu dan penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif yaitu mengenai kolaborasi antara pihak sekolah dan orang tua sehingga proses terciptanya budaya positif tidak hanya habis di sekolah, tetapi dilanjutkan oleh orang tua di lingkungan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H