Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kakakku Idola Teman-temanku (Last Part)

31 Desember 2023   23:45 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:11 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Inka dan Kak Reno tertawa menyaksikan aku juga ibu berselisih. Ibu benar, memang Inkalah teman SMA pertamaku yang datang ke rumah untuk main. Namun, ibu tidak benar jika berpikir bahwa aku tak memiliki teman di sekolah.

            Aku berteman dengan anak-anak di sekolah, baik laki-laki maupun perempuan dan dari senior juga junior. Posisiku saat ini menjadi junior, sih. Tapi, tidak harus, kan, mereka kuajak ke rumah agar dibilang kami berteman atau aku memiliki teman?

            "Inka, kamu nginap di sini aja, ya. Udah malam soalnya kalau pulang ke rumah." Kak Reno mengatakan itu pada Inka di akhir makan malam kami.

            "Iya, Pak. Niat aku memang mau menginap di sini, aku juga udah bilang sama Rena. Besok, kan, libur sekolahnya."

            Mengetahui Inka memanggil Kak Reno dengan sebutan itu, ibu tertawa sambil berkata. "Kamu dipanggil apa, Kak? Pak? Bapak? Hahaha."

            "Iya, di sekolah Pak Reno dipanggil 'bapak', tante." Inka menjawab.

            "Anakku ini masih muda, jangan dipanggil 'bapak' ah. Panggil kakak aja," ucap ibu.

            "Pak Reno memang dari awal dipanggil 'bapak' tante, Pak Reno sendiri yang membahasakannya pada kami."

            Ibu kemudian bertanya lagi pada Kak Reno, dan ia membenarkan ucapan Inka itu. Ia bilang, biar sama seperti guru lain yang dipanggil 'bapak'. Tapi benar juga. Memang ada ya, guru laki-laki dipanggil 'kakak'? Ada!

            Karena diselingi mengobrol, tak terasa makan malam pun usai. Nasi beserta lauk yang ada di piring kami telah habis. Aku dan Inka membantu ibu membereskan piring-piring kotor untuk dibawa ke dapur.  Setelah itu, masuk ke kamar untuk beristirahat, begitu juga ibu dan Kak Reno.

            Malam ini aku sangat bahagia. Hubunganku dengan Inka akhirnya membaik. Ada hikmah di balik musibah yang aku alami. Tak apa jika keadaanku harus seperti ini, asal aku terus berteman baik dengannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun