Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Kakakku Idola Teman-temanku (Part 7)

27 Desember 2023   19:45 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:07 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

            'Harusnya aku jadi dokter, bisa mengobati Rena yang sekarang sedang sakit. Bukan jadi guru yang malah menambah sakit dirinya karena kesalah pahaman antaraku dan teman-temannya.'

            'Maafkan kakak, Rena. Maafkan kakak.'

            Samar-samar telingaku mendengar kalimat itu, sambil menggerakkan perlahan mata yang berat sekali dibuka. Aku pasti berada di rumah sakit sekarang, karena hidungku terpasang alat bantu pernapasan. Juga ruangan yang sedang kutempati ini bukan kamarku, melainkan rumah sakit untuk orang-orang sakit ataupun terluka yang disebabkan oleh kecelakaan seperti yang kualami ini, saat pulang sekolah.

            Aku ingat kejadian itu. Kejadian di mana tubuhku tersentuh mobil hingga membuat diri ini melayang di udara selama beberapa detik dan kemudian jatuh terhempas di jalan beraspal yang meninggalkan rasa sakit di sekujur tubuhku.

Ini pasti karena tubuhku jatuhnya di jalan beraspal, bukan kasur yang biasa kutiduri di rumah. Hehehe. Sebelum kejadian tersebut, aku sempat beradu mulut dengan Kak Reno. Aku geram padanya, karena ia telah berbohong padaku.

            "Dokter, adik saya kok, belum sadar juga, ya? Dia gak kenapa-kenapa, kan?"

            Walau mata masih terpejam, aku dapat mendengar suara Kak Reno lagi, kali ini sedang berbicara dengan seseorang yang dipanggil dokter. Ia tak tahu, bahwa adiknya sudah sadar, namun matanya berat untuk dibuka. Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri, Kak Reno begitu khawatir.

            "Adiknya Mas baik-baik aja, kok. Tapi ada satu hal yang harus saya sampaikan,"

            "Apa, Dok? Adik saya kenapa?" Kak Reno langsung menyambar ucapan lawan bicaranya itu, karena tidak berterus terang mengatakan apa yang ingin ia katakan mengenaiku. Aku pun memfokuskan telinga, agar tak terlewatkan satu kata yang ke luar dari mulutnya.

            "Akibat kecelakaan itu, kaki adik Mas mengalami kelumpuhan."

            "Lumpuh? Jadi adik saya gak bisa berjalan, Dok?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun