Mohon tunggu...
Siti Mariyam
Siti Mariyam Mohon Tunggu... Lainnya - (Pe)nulis

Siti Mariyam adalah gadis yang lahir di planet bumi pada tahun 1999 silam. Gadis yang lahir dan tinggal di Tangerang Selatan ini mulai tertarik dunia kepenulisan sejak akhir masa SMP. Dari mulai hobi menulis diary hingga membaca cerpen-cerpen di internet juga novel. Ia selalu mencatat setiap kata baru yang ditemuinya saat menonton film dan membaca untuk menambah kosa kata dalam menulis ceritanya nanti. Dari semua itu, telah lahir beberapa cerita yang bisa kamu nikmati di halaman Kompasiana pribadinya.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Kakakku Idola Teman-temanku (Part 5)

21 Desember 2023   23:50 Diperbarui: 28 Februari 2024   11:03 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau gini, sih, aku jadi mau main terus ke rumah kamu. Biar bisa ketemu sama kakak kamu,"

"Hehehe,"

Saat itu aku tidak secemburu sekarang, bahkan aku biasa saja dengan sikap mereka yang juga menyukai Kak Reno. Mereka tidak seperti teman-teman perempuanku di SMA ini, yang berlebihan menyukai kakakku dan yang tidak se-'lebay' Inka.

Mungkin kami masih kecil dan baru beranjak remaja yang belum memikirkan masalah percintaan. Mungkin juga karena akunya saja yang berlebihan, takut Kak Reno tak menyayangiku lagi.

"Kalian ini bisa aja, deh. Kakakku itu laki-laki, udah pasti tampan, kalau cantik, kan, perempuan. Dan kalau aku cerita ke kalian tentang kakakku ini, nanti kalian jadi suka lagi? Hehehe. Oh iya, kakakku namanya Reno, sama kayak namaku, Rena." Begitulah jawaban santaiku menanggapi ucapan mereka tentang Kak Reno, tanpa harus marah-marah seperti sekarang kepada Inka.

Saatku masuk SMP, Kak Reno sudah duduk di kelas tiga SMA. Semakin besar, ia semakin tampan. Tetapi, aku tak sedikitpun memiliki 'rasa' melebihi dari seorang adik kepada kakaknya. Masa adik suka sama kakak sendiri, sih?

Aku malah sangat berterimakasih pada Tuhan, karena Ia telah menghadirkan seorang kakak seperti Kak Reno. Juga pada ibu yang telah mendidiknya menjadi lelaki baik dan menyayangiku. Hihihi.

            "Kakak pembohong, Bu! Aku gak mau lagi jadi adik kakak! Hapus nama kakak dari kartu keluarga kita, ya, Bu?" Dengan spontan, aku mengatakan itu yang mengundang ibu untuk tertawa.

            "Hahaha, kamu ini ada-ada aja, deh. Mana bisa kakak dihapus dari kartu keluarga kita? Kakak, kan, bagian dari keluarga kita, sayang."

            "Ibu aku serius! Mulai hari ini kakak bukan kakak aku lagi! Aku gak punya kakak pembohong kayak kakak!"

            "Maksud kamu pembohong bagaimana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun