Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

#Save Ahok: Parlemen Jalanan dan Medsos Sudah Mulai Berhasil...

2 Maret 2015   21:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:16 1274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14252854491216472815

[caption id="attachment_400521" align="aligncenter" width="600" caption="Ahok/Kompas.com"][/caption]

Siapa bilang parlemen jalanan dan media sosial tidak berpengaruh? Kasus pertikaian antra Ahok dan DPRD ini yang membuktikannya.

Setelah Nasdem menarik diri atas hak angketnya, kemudian fraksi PKBpun bakal menyusul. Tentu ini bukan sekedar karena “kesadaran” para orang partai tersebut. Ini tidak terlepas dari gerakan “parlemen jalan dan media sosial” yang cukup gencar mendukung ahok. Hanya dalam beberapa jam #SaveAhok menjadi trending topik di Indonesia. Berselang beberapa jam, petisi di @Change.org sudah diikuti puluhan ribu orang.

Ya, pertikaian Ahok dan DPRD bukanlah permasalahan pribadi Ahok tapi permasalahan masyarakat. Dukungan terhadap Ahok bukanlah hanya dilakukan oleh penduduk Jakarta tetap rakyat Indonesia.

Inilah saatnya untuk mendukung perubahan. Kalau dilihat ini adalah momentum yang menyelesaikan masalah Mafia, anggaran yang kemudian dipopulerkan oleh Ahok dengan “anggaran siluman” yang selama ini merajalela. Tidak hanya di Jakarta, tapi hampir di seluruh wilayah bahkan di DPR. Ini sudah menjadi “rahasia umum” bahkan dianggap “tidak tersentuh” karena yang bermain di dalamnya adalah persekongkolan antara oknum eksekutif, legislatif dan pengusaha.

Jika eksekutifnya tidak mauikut maka terjadilah “pemerasan” dan ancaman bahwa akan diinterpelasi, diangketkan dan bahkan di lengserkan dengan modus: tidak mau menerima laporan pertanggungjawaban atau mencari-cari kesalahan.

Kita harus angkat topi ke Ahok. Tidak mudah untuk bersedia melawan hal ini karena memang membutuhkan keberanian dan juga strategi. Nampaknya selain berani, Ahok juga sudah membuat “perangkap Batman” dengan menerapkan e-budgeting. Sebab dengan e-budgeting akan mudah dilacak siapa yang telah menyusupkan anggaran siluman itu.

Kembali pada dukungan masyarakat. Nampaknya masyarakat sudah muak dengan segala permainan ini. Syukurlah sekarang ini sudah semakian tersedia alat untuk melawan hal-hal seperti ini. Selain parlemen jalanan, media sosial, petisi elektronik dan tentu saja tulisan-tulisan di Kompasiana ini.

Moga perlawanan ini tidak kendor. Ini adalah momentum untuk mengalahkan “mafia anggaran” yang selama ini telah merampok dana masyarakat untuk mengisi kantong orang-orang tertentu. Jika dalam kasus ini, para mafia anggaran itu bisa dikalahkan, bisa dipastikan bahwa para mafia ini akan jerih juga..... ***MG

Sumber bacaan:

http://news.detik.com/read/2015/03/02/112049/2846643/10/minta-maaf-ke-rakyat-nasdem-dki-cabut-hak-angket-untuk-ahok?991104topnews

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun