Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Premanisme: Penyakit Kronis yang Menggerogoti Bangsa

15 Februari 2025   07:57 Diperbarui: 15 Februari 2025   07:57 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Premanisme (Antaranews.com)

Premanisme telah menjadi momok yang menggerogoti tatanan sosial dan ekonomi Indonesia. Fenomena ini tidak hanya mengancam keamanan masyarakat, tetapi juga menghambat laju investasi dan pertumbuhan ekonomi. Baru-baru ini, Himpunan Kawasan Industri (HKI) mengeluhkan tindakan premanisme yang dilakukan oleh sejumlah organisasi masyarakat (ormas) yang mengganggu keamanan dan menghalangi aktivitas produksi di kawasan industri. Bahkan, beberapa investor telah mengadukan kondisi tersebut langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.

Dampak Premanisme terhadap Investasi

Ketua Umum HKI, Sanny Iskandar, mengungkapkan bahwa beberapa kali ormas melakukan demonstrasi di dalam kawasan industri dan menghalangi operasional pabrik. Meskipun pihaknya telah meminta bantuan aparat keamanan setempat, upaya tersebut tampaknya tidak lagi efektif. Akibatnya, beberapa investor memilih untuk menyampaikan keluhan mereka langsung kepada Presiden dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) untuk meminta jaminan keamanan.

"Surat-surat dari pengelola kawasan sepertinya sudah kurang mempan, akhirnya beberapa investor menulis surat langsung ke presiden, bertemu presiden. Beberapa tenant kami dalam kawasan, kemarin juga ada yang langsung ke BKPM minta jaminan keamanan," kata Sanny di Jakarta, Kamis (6/2/2025).

Premanisme ormas ini telah menyebabkan kerugian yang signifikan. Menurut Sanny, jika dihitung secara keseluruhan, termasuk investasi yang batal masuk dan yang keluar, kerugiannya bisa mencapai ratusan triliun rupiah. "Kalau dihitung semuanya, bukan cuma yang keluar, tapi yang nggak jadi masuk juga. Itu bisa ratusan triliun rupiah," ujarnya.

Modus operandi yang dilakukan oleh ormas tersebut antara lain melakukan unjuk rasa dan blokade akses kawasan industri, sehingga operasional pabrik terganggu karena bahan baku tidak bisa masuk dan barang jadi tidak bisa keluar. Bahkan, ada ormas yang berani menyegel pabrik. "Kalau lihat fotonya tahulah, bajunya loreng-loreng dan segala macam. Ini yang nyegel bukan polisi, ini ormas. Jadi sudah sampai segitunya," kata Sanny.

Premanisme: Penyakit Kronis Bangsa

Premanisme memiliki dampak luar biasa setelah korupsi. Ini bagaikan penyakit bangsa yang menggerogoti sendiri-sendiri pembangunan dan kesejahteraan yang ingin dicapai oleh bangsa ini. Presiden Joko Widodo pernah secara khusus memerintahkan para penegak hukum untuk memberantas kejahatan ini, namun nampaknya gagal. Seperti kejahatan lainnya, premanisme sudah merasuki seluruh level kehidupan, mulai dari premanisme kelas kampung sampai nasional, dari individu sampai premanisme terorganisir secara rapi dengan berkedok ormas. Premanisme ini bisa juga dikatakan sebagai mafia karena sudah melibatkan para oknum penegak hukum dan lembaga pengadilan sampai tingkat yang paling tinggi.

Mengapa Premanisme Merajalela?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan premanisme merajalela di Indonesia. Pertama, kemiskinan dan kesulitan mendapatkan pekerjaan yang layak membuat beberapa orang terlibat dalam kegiatan premanisme sebagai cara untuk mencari nafkah. Kedua, kurangnya pengawasan pemerintah dan tidak efektifnya sistem keadilan membuat para preman merasa aman dalam melakukan aksinya. Ketiga, budaya kekerasan yang masih ada di beberapa kelompok masyarakat tertentu juga berkontribusi terhadap berkembangnya premanisme.

Mengapa Usaha Pemberantasan Premanisme Selalu Gagal?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun