Sementara itu, Presiden Prabowo juga langsung sibuk dengan berbagai pertemuan penting. Hari ini, Prabowo bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan serta Menko Yusril Ihza Mahendra, bersama dengan Menteri Kehakiman, untuk membahas langkah-langkah kebijakan strategis pemerintahan baru ini.Â
Pertemuan ini menunjukkan fokus Prabowo dalam memperkuat sistem pendidikan dan hukum, dua pilar penting yang sering menjadi sorotan publik dalam setiap kepemimpinan nasional.
Meski belum ada pembagian tugas yang diumumkan secara resmi antara Prabowo dan Gibran, pola kerja yang terlihat di hari-hari pertama ini mengisyaratkan bahwa keduanya telah mencapai kesepakatan peran masing-masing.Â
Gibran dengan gaya blusukan turun ke masyarakat, sementara Prabowo fokus pada penyusunan kebijakan dan strategi besar melalui pertemuan dengan para menterinya.Â
Langkah ini dinilai penting untuk menghindari potensi "matahari kembar" yang sering ditakutkan dalam hubungan Presiden dan Wakil Presiden, di mana peran Wakil Presiden hanya menjadi "ban serep."
Blusukan dan Kepemimpinan: Warisan Jokowi yang Berlanjut?
Gaya blusukan Gibran tak pelak mengingatkan publik pada gaya kepemimpinan Presiden Jokowi, ayahnya. Sebagai pemimpin yang dikenal dekat dengan rakyat, Jokowi sering terjun langsung ke lapangan untuk mendengar aspirasi dan menyelesaikan masalah dari akar rumput.Â
Kini, Gibran seolah mengadopsi pendekatan yang sama, dengan harapan dapat menjaga hubungan yang erat antara pemerintah pusat dan rakyat.
Namun, tantangan yang dihadapi Gibran jauh lebih besar daripada ketika ia menjabat sebagai Walikota Solo. Sebagai Wakil Presiden, ia harus menghadapi persoalan yang lebih kompleks dan beragam, dari diplomasi internasional hingga isu pembangunan nasional.Â
Dengan aksinya yang cepat, Gibran berusaha menunjukkan bahwa usia muda bukanlah halangan untuk memimpin dan berkontribusi bagi negara.
Harapan Besar untuk Sinergi Kepemimpinan