Kabinet Prabowo-Gibran kini memulai masa tugas mereka. Sebagaimana hal baru pada umumnya, kabinet ini telah menerima berbagai apresiasi dan kritik.Â
Setelah dilantik, seluruh jajaranNamun, harapan besar masyarakat Indonesia tentu saja tertuju pada keberhasilan mereka dalam mewujudkan janji-janji kampanye dan mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa.
Kabinet ini tergolong besar, dengan komposisi yang cukup beragam, termasuk perombakan sejumlah kementerian dan penambahan beberapa wakil menteri.Â
Ada sekitar sembilan kementerian yang dipecah menjadi beberapa unit baru. Sebagai contoh, Kementerian Pembangunan Wilayah kini terpisah dari Kementerian Agraria, menunjukkan perhatian khusus pemerintah pada isu-isu pembangunan daerah dan tata ruang.Â
Sebuah kementerian bahkan memiliki beberapa wakil menteri, yang mencerminkan upaya Prabowo untuk memastikan bahwa setiap sektor mendapatkan perhatian yang lebih spesifik.
Keuntungan dan Tantangan Kabinet yang Besar
Komposisi kabinet yang besar ini tentu membawa keuntungan. Pembagian kementerian menjadi lebih spesifik memungkinkan penanganan isu-isu secara lebih fokus dan mendetail.Â
Misalnya, pemisahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi dua entitas berbeda akan mempermudah pengelolaan isu iklim dan deforestasi secara lebih terarah.Â
Selain itu, penunjukan wakil menteri di beberapa kementerian berfungsi untuk mempercepat pengambilan keputusan, terutama di sektor-sektor strategis seperti ekonomi dan infrastruktur.
Namun, kabinet besar juga membawa tantangan tersendiri, terutama dalam hal manajemen dan koordinasi.Â
Semakin banyak kementerian dan wakil menteri yang harus dikelola, semakin penting pula peran Menko (Menteri Koordinator). Menko diharapkan dapat memastikan bahwa kementerian-kementerian di bawah tanggung jawabnya dapat bekerja secara efektif tanpa tumpang tindih kebijakan.Â