Prabowo Subianto pada bulan Oktober 2024 lalu menjadi sorotan tajam publik. Ada satu nama yang kehadirannya tak terduga namun memantik perhatian luas: Luhut Binsar Panjaitan. Sosok yang selama ini dikenal sebagai "tangan kanan" Presiden Joko Widodo itu, tanpa diduga, kembali muncul di panggung politik nasional dengan jabatan baru sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN).Â
Pelantikan para menteri dalam Kabinet Merah Putih yang dipimpin PresidenPadahal, Luhut pernah secara terang-terangan mengungkapkan keinginannya untuk beristirahat setelah mengabdi sekian lama di pemerintahan Jokowi.Penunjukan ini tentu memicu berbagai spekulasi dan analisis politik, terutama karena peran DEN yang krusial dalam menentukan arah kebijakan ekonomi Indonesia di masa pemerintahan Prabowo.Â
Dalam konteks transisi dari era Jokowi ke Prabowo, kehadiran Luhut dalam posisi strategis ini tidak hanya menjadi simbol kesinambungan kebijakan, tetapi juga menegaskan komitmen Prabowo untuk melanjutkan program-program yang telah dirintis pendahulunya.
Luhut dan Peran Pentingnya dalam Pemerintahan Jokowi
Luhut Binsar Panjaitan bukanlah sosok yang asing bagi publik Indonesia. Di era pemerintahan Joko Widodo, Luhut menempati posisi strategis sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi. Perannya sangat krusial, terutama dalam mengawal proyek infrastruktur berskala besar, termasuk proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) dan kerja sama investasi dengan berbagai negara, seperti China dan Uni Emirat Arab. Dengan reputasi sebagai "problem solver" pemerintah, Luhut menjadi kunci sukses Jokowi dalam mengeksekusi kebijakan ekonomi dan pembangunan.
Namun, setelah dua periode pemerintahan Jokowi berakhir, banyak yang mengira Luhut akan menikmati masa pensiunnya. "Saya ingin istirahat," ucap Luhut dalam beberapa kesempatan, mengindikasikan bahwa perjalanan politiknya mungkin sudah mendekati garis akhir.
Namun, dengan penunjukannya sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional oleh Presiden Prabowo, publik dibuat terkejut. Mengapa Luhut bersedia kembali ke panggung politik? Jawabannya bisa ditemukan dalam urgensi dan tantangan ekonomi yang dihadapi Indonesia, serta kepercayaan Prabowo terhadap pengalaman dan kompetensi Luhut.
Makna Pengangkatan Luhut: Sinergi Jokowi-Prabowo
Penunjukan Luhut sebagai Ketua DEN juga menunjukkan hubungan erat antara Prabowo dan Jokowi, terutama dalam menjaga keberlanjutan kebijakan strategis nasional. Sebelumnya, Presiden Prabowo juga telah menarik beberapa menteri dari era Jokowi ke dalam kabinetnya, seperti Sri Mulyani yang kembali menduduki posisi Menteri Keuangan dan Budi Gunadi Sadikin yang kembali dipercaya sebagai Menteri Kesehatan.
Ini menunjukkan bahwa Prabowo tidak hanya berfokus pada menciptakan arah kebijakan baru, tetapi juga ingin menjaga kesinambungan atas hal-hal baik yang sudah dilakukan di era Jokowi. Prabowo tampaknya sangat memahami bahwa tanpa stabilitas dan kesinambungan, ekonomi Indonesia bisa mengalami gejolak yang tidak diinginkan.
Luhut, dengan segala pengalamannya, adalah jembatan yang ideal antara kedua era ini. Penunjukannya menjadi semacam pesan bahwa Prabowo serius dalam menggarap kesinambungan program, terutama di sektor ekonomi dan investasi. Ini juga menandakan bahwa warisan Jokowi tidak akan diabaikan, tetapi justru dipertahankan dan diperkuat.