Prabowo Subianto dan Gibrn Rakabuming Raka resmi dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia untuk periode 2024-2029. Pelantikan bersejarah ini bukan sekadar acara seremonial yang biasa-biasa saja. Sejak pagi, euforia rakyat memenuhi jalanan Jakarta, terutama di sekitar Bundaran HI, di mana penulis ikut larut dalam kegembiraan bersama ribuan masyarakat yang berkumpul.
Sejumlah 13 panggung rakyat didirikan di berbagai titik strategis, melambangkan perayaan demokrasi yang sesungguhnya. Panggung-panggung ini bukan hanya menjadi simbol bagi peralihan kekuasaan, tetapi juga menjadi tempat bagi rakyat merayakan harapan baru. Di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin, layar-layar lebar telah disiapkan agar masyarakat dapat menyaksikan langsung proses pelantikan dan mendengar pidato kenegaraan pertama Prabowo Subianto sebagai Presiden.
Euforia di Jalanan Jakarta
Saat penulis melangkah di antara kerumunan, jelas terlihat bagaimana berbagai lapisan masyarakat, dari pedagang kaki lima hingga pekerja kantoran, turut merasakan suasana yang jarang terjadi---sebuah pesta rakyat yang benar-benar hidup. Beberapa orang terlihat membawa bendera merah putih kecil, sementara yang lain sibuk berfoto ria dengan latar belakang panggung rakyat yang dipenuhi dengan penampilan musik dan seni budaya.
Di antara sorakan dan musik, perhatian semua orang akhirnya terfokus pada layar-layar besar saat Prabowo Subianto, dengan mantap, mengambil sumpah sebagai Presiden Republik Indonesia. Sesaat setelah itu, sorak-sorai menggema di sepanjang jalan ketika Prabowo memulai pidato kenegaraannya yang ditunggu-tunggu oleh seluruh bangsa.
Pidato Prabowo: Kekuasaan Berasal dariPidato Prabowo dalam momen yang penuh sejarah ini menekankan beberapa poin penting yang menjadi janji besar bagi rakyat Indonesia. Dengan suara tegas dan penuh keyakinan, Prabowo menyampaikan bahwa:
1. Kekuasaan berasal dari rakyat: Pemerintah yang baru harus benar-benar mengemban mandat dari rakyat, bukan dari elit tertentu. Dalam era Prabowo-Gibran, pejabat tidak boleh lagi berjarak dengan masyarakat. "Kekuasaan itu harus melayani, bukan dilayani," tegas Prabowo.
2. Pelayanan yang tulus kepada rakyat: Setiap pejabat negara, mulai dari tingkat pusat hingga daerah, harus bekerja untuk kepentingan rakyat. Prabowo menekankan bahwa "rakyat harus tersenyum," menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat.
3. Penghapusan kemiskinan dan penindasan: Dalam visi Prabowo, tidak boleh ada lagi rakyat yang hidup dalam kemiskinan atau tertindas oleh sistem yang tidak adil. Pemerintah berjanji untuk menciptakan kebijakan yang menghapus ketimpangan sosial dan ekonomi.
4. Swasembada pangan dalam 4-5 tahun: Salah satu janji terbesar dalam pidato ini adalah tekad untuk mencapai swasembada pangan dalam waktu 4 hingga 5 tahun. Dengan memaksimalkan potensi pertanian, pemerintah Prabowo-Gibran bertekad menjadikan Indonesia negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri, tanpa bergantung pada impor.