Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Refleksi 10 Tahun Jokowi: Dari Solo, Kembali ke Solo

19 Oktober 2024   08:03 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:16 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


20 Oktober 2024 adalah hari terakhir Joko Widodo atau Jokowi menutup babak kepemimpinannya sebagai Presiden Republik Indonesia. Hari itu, bukan sekadar pengakhiran jabatan, tetapi juga sebuah momen historis yang menandai berakhirnya perjalanan seorang tukang kayu dari Solo yang kemudian melesat menjadi pemimpin tertinggi bangsa. Dari jalanan Solo, ke kursi gubernur DKI Jakarta, hingga akhirnya menempati Istana Negara selama dua periode---perjalanan yang barangkali tak terbayangkan oleh Jokowi sendiri ketika memulai langkah politiknya lebih dari 20 tahun lalu.

Perjalanan ini, dalam segala nuansa, adalah kombinasi dari momentum, kerja keras, keberanian, dan---dalam sudut pandang tertentu---sentuhan takdir. Jokowi, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan sederhana dan merakyat, telah memimpin Indonesia melewati berbagai tantangan, mulai dari konflik politik, pandemi global, hingga krisis ekonomi. 

Dari Solo, dengan harapan besar, ia berangkat sebagai seorang pemimpin lokal yang kemudian dipercaya membawa perubahan untuk bangsa. Kini, ia kembali ke Solo, bukan hanya sebagai mantan presiden, tetapi sebagai seorang tokoh yang telah meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah politik Indonesia.

Dari Tukang Kayu Hingga Presiden

Kisah Jokowi, yang lahir dari keluarga sederhana di Solo, selalu menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia bukan datang dari kalangan elite politik atau keturunan penguasa. Sebaliknya, ia adalah simbol dari perjuangan rakyat biasa yang, dengan ketekunan dan keyakinan, mampu mencapai puncak kekuasaan. Sebagai seorang pengusaha furnitur sebelum terjun ke dunia politik, Jokowi tak pernah terpisah dari akar kerakyatannya. Pendekatan ini yang kemudian menjadi ciri khasnya dalam memimpin---dengan mendekatkan diri kepada rakyat dan mendengarkan langsung aspirasi mereka.

Jokowi pertama kali terjun ke panggung politik sebagai Wali Kota Solo pada tahun 2005. Di bawah kepemimpinannya, Solo berubah menjadi kota yang lebih tertata, modern, dan inklusif. Popularitasnya yang meroket membawanya ke posisi gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, di mana ia berhasil melakukan sejumlah terobosan dalam pelayanan publik, transportasi, dan penanganan banjir. Kinerjanya di Jakarta inilah yang menjadi pijakan bagi partai politik untuk mencalonkannya sebagai Presiden Republik Indonesia pada tahun 2014.

Sepuluh Tahun Kepemimpinan di Istana

Ketika Jokowi terpilih sebagai presiden pada 2014, ia membawa angin segar bagi politik nasional. Ia berkomitmen untuk memperkuat pembangunan infrastruktur dan memperbaiki ekonomi melalui program-program yang langsung menyentuh kebutuhan rakyat. Beberapa proyek besar yang tercatat selama dua periodenya antara lain pembangunan jalan tol lintas Sumatra, kereta cepat Jakarta-Bandung, serta infrastruktur energi dan komunikasi yang lebih merata di seluruh pelosok Indonesia.

Namun, kepemimpinan Jokowi tidak lepas dari tantangan. Konflik politik dengan lawan-lawan yang mencoba menggoyang pemerintahannya, serta pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia di tahun 2020, menguji kekuatan dan konsistensi kebijakan yang diambil. Meski pandemi memukul perekonomian global, Jokowi berhasil menavigasi Indonesia keluar dari krisis dengan meluncurkan berbagai program bantuan sosial, vaksinasi massal, dan stimulus ekonomi. Tantangan-tantangan ini memaksa Jokowi untuk mengambil keputusan-keputusan sulit, termasuk keputusan kontroversial seperti pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur.

Selain pembangunan fisik, Jokowi juga berfokus pada program sosial seperti kartu Indonesia Sehat, kartu Indonesia Pintar, dan program keluarga harapan. Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan fokus Jokowi pada perbaikan kualitas hidup rakyat, terutama bagi mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.

Namun, tidak semua pihak puas dengan kinerjanya. Kritik terhadap penegakan hukum, keberlanjutan demokrasi, serta isu lingkungan kerap menghiasi diskusi publik tentang kepemimpinan Jokowi. Meski begitu, bagi sebagian besar rakyat Indonesia, Jokowi adalah sosok pemimpin yang berjuang keras demi kemajuan bangsa.

Dari Istana ke Solo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun