Jika melihat lebih dalam, proses pencalonan Gibran tidak berbeda dengan proses pemilu sebelumnya. Gibran dicalonkan oleh partai politik dan akan dipilih melalui proses demokrasi oleh rakyat. Mengenai keputusan MK, ada sembilan hakim yang terlibat dalam pengambilan keputusan ini, bukan hanya ipar Jokowi. Keputusan tersebut juga didukung oleh empat hakim lainnya yang ikut menyetujui melalui voting. Dalam sidang etik, terbukti bahwa tidak ada intervensi langsung dari Jokowi, meskipun ada rumor tentang keterlibatan orang dalam Istana.
Fenomena Jokowi: Kritik, Kinerja, dan Dukungan Publik
Sepanjang 10 tahun kepemimpinannya, Jokowi telah menghadapi berbagai kritik dan tantangan, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, sikap tenangnya dalam menghadapi serangan politik dan tuduhan nepotisme tetap konsisten. Terlepas dari segala kritik yang dilontarkan, survei terakhir oleh LSI Denny JA menunjukkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi tetap tinggi, yakni 80,8 persen. Angka ini menjadi bukti bahwa meskipun ada protes dan serangan politik, mayoritas rakyat Indonesia masih percaya pada kepemimpinan Jokowi dan hasil kerja yang telah ia capai.
Refleksi Akhir: Kinerja dan Integritas di Atas Segalanya
Dari kasus Gibran dan Bobby, satu hal yang dapat kita refleksikan adalah pentingnya menilai seorang pemimpin dari kinerja dan integritas, bukan semata dari latar belakang keluarganya. Demokrasi yang sehat adalah demokrasi yang memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk berkompetisi secara adil, terlepas dari siapa mereka atau dari mana mereka berasal. Selama seorang calon dipilih secara demokratis oleh rakyat, maka biarlah rakyat yang menjadi hakim terbaik.
Tentu, ada tantangan besar yang harus dihadapi oleh Jokowi dan keluarganya dalam waktu mendatang. Seiring dengan meningkatnya keterlibatan keluarga dalam politik, sorotan akan semakin tajam, dan kritik akan semakin keras. Namun, selama proses demokrasi berjalan dengan transparan dan rakyat tetap diberi ruang untuk memilih berdasarkan kinerja, bukan karena dinasti, demokrasi Indonesia akan terus bertumbuh.
Pada akhirnya, masyarakat dan aktivis yang mengaku sebagai pejuang demokrasi juga harus konsisten dalam menerapkan standar mereka. Jika sebelumnya mereka menerima pencalonan Gibran dan Bobby di tingkat daerah, mengapa kini mereka berbalik arah ketika Gibran mencalonkan diri di tingkat nasional? Bukankah prinsip demokrasi tetap sama, terlepas dari level jabatan yang diincar?
Bagi Jokowi, ujian ini adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa integritas dan kinerjanya tidak dipengaruhi oleh hubungan keluarga. Di tengah arus kritik dan sorotan, Jokowi tetap tenang dan fokus bekerja untuk menyelesaikan masa jabatannya dengan baik, sambil membuktikan bahwa keluarga dalam politik bukanlah akhir dari demokrasi, melainkan bagian dari dinamika yang harus dijalankan dengan prinsip yang kuat.***MG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H