Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin dekat. Dalam hitungan hari, tepatnya pada 20 Oktober 2024, Indonesia akan menyaksikan momen penting tersebut. Persiapan tidak hanya menyangkut seremoni pelantikan, tapi juga pembentukan kabinet.Â
Waktu pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilihMenariknya, daftar calon menteri Prabowo-Gibran mulai terungkap dengan adanya sejumlah tokoh yang sudah dipanggil untuk mengisi kabinet baru. Sebanyak 49 calon menteri telah menghadap Prabowo di kediamannya di Kertanegara, dan nama-nama ini segera viral di berbagai media.
Dalam pembentukan kabinet ini, Prabowo menepati janjinya untuk menghadirkan "Zaken Kabinet" atau kabinet ahli, yang terdiri dari profesional di berbagai bidang. Meski demikian, tetap ada perwakilan dari partai-partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), mengingat pentingnya keseimbangan politik dalam pemerintahan.
Berikut adalah beberapa nama yang sudah dipanggil dan sorotan menarik dari pembentukan kabinet ini.
Profesional dan Politikus dalam Komposisi Kabinet
Dari 49 calon menteri yang dipanggil, sebanyak 31 berasal dari kalangan profesional, sementara 18 lainnya adalah politikus dari partai-partai anggota KIM. Tokoh-tokoh dari Partai Demokrat, Gerindra, Golkar, PKB, dan PAN mendominasi jatah politik di kabinet ini. Namun, partai-partai di luar KIM seperti NasDem, PDIP, dan PKS tampaknya tidak masuk dalam susunan kabinet. Menariknya, NasDem bahkan secara tegas menyatakan penolakannya untuk bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo.
Salah satu nama yang menarik perhatian adalah Sri Mulyani Indrawati, yang kembali dipercaya mengemban posisi sebagai Menteri Keuangan. Prabowo tampaknya memandang penting melanjutkan keberhasilan pengelolaan anggaran negara yang telah dilakukan di era pemerintahan Joko Widodo. Kehadiran Sri Mulyani, bersama 18 menteri lainnya dari kabinet Jokowi, menegaskan bahwa Prabowo ingin melanjutkan banyak kebijakan pemerintahan sebelumnya, khususnya di sektor keuangan dan pembangunan ekonomi.
Tokoh lain dari kalangan profesional yang dipanggil adalah Veronica Tan, mantan istri Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ia disebut-sebut akan mengisi posisi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Meski mengejutkan banyak pihak, Veronica dikenal dengan berbagai aktivitas sosial dan diharapkan mampu memberikan sentuhan baru dalam kementerian yang akan dipimpinnya.
Selain itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ketua Umum Partai Demokrat, juga ikut dipanggil. AHY menyatakan dirinya siap membantu Prabowo dalam pemerintahan mendatang, meskipun ia belum mengungkapkan secara pasti posisi yang akan diembannya.
Pembagian Kementerian: Fokus dan Spesialisasi
Kabinet Prabowo-Gibran tampaknya dirancang agar lebih fokus dalam menangani masalah-masalah spesifik. Banyak kementerian yang sebelumnya bersifat luas kini dipecah agar lebih terfokus pada tugas-tugas tertentu. Langkah ini sejalan dengan visi Prabowo untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi birokrasi.
Sebagai contoh, Kementerian Ekonomi yang sebelumnya memiliki cakupan luas, kini akan terpecah menjadi beberapa kementerian yang lebih spesifik. Dengan demikian, Prabowo berharap para menteri bisa berkonsentrasi penuh pada satu bidang tanpa terbebani tugas-tugas yang terlalu kompleks.