Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nasdem Menolak Masuk ke Kabinet Prabowo, Benarkah?

13 Oktober 2024   22:03 Diperbarui: 13 Oktober 2024   23:53 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: detik.com

Dalam dunia politik Indonesia, ada satu hal yang hampir bisa dipastikan: setiap kali terbentuk pemerintahan baru, partai politik akan berlomba-lomba untuk mendapatkan kursi di kabinet. Jabatan menteri bukan sekadar posisi strategis, tetapi juga bentuk nyata dari kekuasaan politik yang diperoleh setelah pemilu. 

Namun, pernyataan yang datang dari Partai NasDem baru-baru ini justru memberikan nuansa berbeda. 

Sekjen Partai NasDem, Hermawi Taslim, menegaskan bahwa partainya tidak tertarik masuk ke kabinet pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, presiden dan wakil presiden terpilih hasil Pilpres 2024."Atas dasar pertimbangan banyak hal, kita memutuskan untuk tidak masuk dalam kabinet.

 Menurut kita, pikiran-pikiran kita kalau diterima itu jauh lebih penting daripada sekadar kita masuk kabinet," ujar Hermawi di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Pernyataan ini tentu mengejutkan banyak pihak, mengingat jarang sekali ada partai politik yang rela menolak posisi menteri.

Politik NasDem: Prinsip atau Strategi?

Langkah NasDem ini memunculkan berbagai spekulasi. Apakah NasDem benar-benar berpegang pada prinsip bahwa kontribusi pemikiran lebih berharga daripada jabatan menteri?

Atau, apakah ini sekadar bagian dari taktik negosiasi untuk mendapatkan posisi yang lebih strategis? Dalam politik, setiap pernyataan seringkali memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar apa yang disampaikan secara eksplisit.

Untuk memahami keputusan ini, penting melihat konteks politik yang melatarbelakangi hubungan NasDem dengan pemerintahan baru. NasDem adalah partai yang pada Pilpres 2024 mengusung Anies Baswedan, rival utama Prabowo. 

Dengan demikian, NasDem tidak termasuk dalam koalisi partai politik yang mengusung pasangan Prabowo-Gibran (Koalisi Indonesia Maju). Namun, setelah Anies gagal memenangkan pilpres, ada tanda-tanda bahwa NasDem mulai mendekati kubu Prabowo.

Banyak yang melihat pendekatan ini sebagai sinyal bahwa NasDem akan masuk dalam pemerintahan. Namun, dengan pernyataan terbaru dari Hermawi Taslim, tampaknya partai ini memilih jalur lain. NasDem, dalam hal ini, bisa jadi sedang memainkan peran politik yang lebih subtil. 

Tidak berada di kabinet bukan berarti tidak memiliki pengaruh. Sebaliknya, NasDem mungkin merasa bahwa mereka dapat tetap berkontribusi terhadap kebijakan pemerintahan dengan cara yang berbeda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun