Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PON XXI Aceh - Sumut: Bukan Laporan Prestasi tapi Dugaan Korupsi?

15 September 2024   20:40 Diperbarui: 19 September 2024   21:12 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: rri.co.id

Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah ajang bergengsi yang seharusnya menjadi panggung bagi para atlet berbakat dari seluruh penjuru negeri untuk menunjukkan prestasi mereka. Namun, PON XXI yang diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara pada tahun ini, alih-alih menjadi sorotan karena prestasi olahraga, justru dipenuhi dengan laporan dugaan korupsi dan permasalahan serius dalam penyelenggaraannya. Mulai dari fasilitas yang tidak memadai, transportasi yang buruk, hingga skandal gerbang stadion yang konon menghilang sebelum peresmian, biaya ajang ini menjadi tanda tanya besar di kalangan masyarakat.Ketidaksiapan Fasilitas dan Infrastruktur

Sejak awal, berbagai media melaporkan bahwa PON XXI di Aceh dan Sumut dipenuhi dengan masalah ketidaksiapan, khususnya terkait venue pertandingan. Salah satu yang paling mencolok adalah laporan mengenai stadion dan fasilitas pendukung yang dinilai tidak layak dan belum siap digunakan pada saat mendekati pembukaan acara. Misalnya, beberapa lapangan pertandingan dilaporkan mengalami kerusakan di beberapa bagian, serta standar kebersihan dan keamanan venue yang dipertanyakan. Bahkan, beberapa atlet mengeluhkan kondisi tempat penginapan dan fasilitas kamar mandi yang tidak memadai.

Masalah ini semakin parah ketika media melaporkan bahwa sejumlah venue belum selesai meski acara sudah berjalan, memaksa beberapa cabang olahraga dialihkan ke lokasi lain atau ditunda. Selain itu, penundaan dalam pengerjaan fasilitas menyebabkan keterlambatan jadwal pertandingan, yang tentu saja berdampak pada persiapan dan performa atlet.

Transportasi dan Menu Atlet yang Memprihatinkan

Selain venue yang tidak memadai, masalah lain yang mencuat adalah terkait transportasi dan akomodasi atlet. Beberapa kontingen melaporkan ketidaknyamanan selama transportasi dari penginapan ke lokasi pertandingan, mulai dari bus yang terlalu sempit hingga kondisi kendaraan yang rusak. Atlet dan ofisial juga mengalami keterlambatan transportasi, yang tidak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga memengaruhi performa mereka di arena pertandingan.

Salah satu isu yang menjadi viral adalah keluhan mengenai kualitas menu makanan yang disediakan untuk para atlet. Sejumlah atlet mengeluhkan rendahnya gizi dan variasi makanan yang disajikan. Beberapa laporan menyebutkan bahwa makanan yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan gizi seorang atlet profesional, yang pada akhirnya berdampak pada performa mereka.

Skandal Gerbang Stadion yang Lenyap

Salah satu skandal terbesar dalam PON XXI kali ini adalah hilangnya gerbang stadion utama yang tiba-tiba lenyap sebelum peresmian. Yang lebih mengejutkan, biaya untuk pembangunan gerbang tersebut dilaporkan mencapai angka fantastis, sekitar 3 miliar rupiah. Kasus ini menjadi bahan perbincangan luas di masyarakat dan media, memunculkan dugaan korupsi dalam penyelenggaraan PON. Banyak yang mempertanyakan ke mana aliran dana tersebut dan mengapa ada elemen penting dalam infrastruktur yang tidak bisa diselesaikan tepat waktu.

Kasus ini memunculkan pertanyaan mendalam tentang transparansi pengelolaan anggaran dalam ajang sebesar PON. Ke mana sebenarnya uang rakyat yang digunakan untuk mendanai acara ini? Mengapa ada proyek-proyek yang tiba-tiba hilang atau tidak selesai padahal anggarannya sangat besar?

Masalah yang Tidak Hanya Sekali Terjadi?

Melihat serangkaian masalah yang terjadi pada PON XXI di Aceh dan Sumatera Utara, banyak pihak mempertanyakan apakah daerah tuan rumah sebenarnya siap untuk menggelar acara sebesar PON, atau ada unsur paksaan untuk tetap menyelenggarakan meski infrastruktur dan persiapan belum maksimal. Ini menimbulkan spekulasi bahwa ajang olahraga nasional seringkali dijadikan proyek untuk mengeruk keuntungan oleh segelintir pihak, alih-alih menjadi ajang pembinaan atlet yang berprestasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun