Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dugaan Korupsi di Penghujung Jabatan Menteri: Sebuah Cerminan Suram, Harapan Baru di Depan Mata

14 September 2024   09:23 Diperbarui: 14 September 2024   09:27 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: Tvone.com

Harapan Baru: Zanken Kabinet dan Prabowo-Gibran

Namun, di tengah kekecewaan ini, ada secercah harapan baru. Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, yang akan segera mengambil alih, tengah menggodok komposisi kabinet baru. Prabowo bertekad untuk membentuk "Zanken Kabinet," yang artinya kabinet yang diisi oleh orang-orang profesional, berdedikasi, dan---yang paling penting---bebas dari korupsi. Konsep ini memberikan harapan bagi publik bahwa ke depan, korupsi di level pemerintahan bisa diminimalisir jika tidak bisa sepenuhnya dihapuskan.

Namun, pembentukan kabinet yang berisi profesional saja tidak cukup. Sejarah telah menunjukkan bahwa meski menteri-menteri yang dipilih memiliki kompetensi dan rekam jejak yang baik, masih ada kemungkinan mereka terjerat kasus korupsi. Oleh karena itu, integritas dan komitmen untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas harus menjadi kriteria utama dalam pemilihan para menteri. Kabinet Prabowo-Gibran diharapkan dapat belajar dari pengalaman kabinet-kabinet sebelumnya, di mana banyak sekali program strategis yang hancur karena ulah para oknum korup.

Apakah ini mungkin? Tentu saja! Indonesia tidak kekurangan individu-individu yang berintegritas, anti-korupsi, dan memiliki kompetensi luar biasa. Tantangannya adalah bagaimana memastikan bahwa mereka yang diangkat ke posisi penting benar-benar memiliki komitmen untuk bekerja demi kepentingan rakyat, bukan untuk memperkaya diri sendiri atau kelompok tertentu.

Refleksi dan Pelajaran dari Kasus Abdul Halim Iskandar

Kasus Abdul Halim Iskandar bukanlah yang pertama, dan mungkin bukan yang terakhir, dalam daftar panjang dugaan korupsi di pemerintahan. Namun, setiap kasus korupsi selalu memberikan pelajaran penting: bahwa integritas adalah fondasi yang tidak boleh diabaikan dalam memilih pemimpin dan pejabat publik.

Ke depan, pemerintah---baik yang sekarang maupun yang akan datang---harus berkomitmen untuk membangun sistem yang lebih transparan dan akuntabel. Pemberantasan korupsi harus dimulai dari proses rekrutmen pejabat tinggi, memastikan bahwa mereka yang terpilih memiliki rekam jejak bersih dan komitmen yang kuat terhadap nilai-nilai anti-korupsi.

Akankah Korupsi Bisa Diberantas?

Korupsi adalah penyakit yang telah lama mengakar di berbagai lini pemerintahan. Namun, dengan komitmen kuat dari pemerintah baru, pengawasan yang lebih ketat, dan partisipasi aktif dari masyarakat dalam mengawasi jalannya pemerintahan, tentu saja korupsi bisa diberantas, atau setidaknya diminimalisir.

Tekad Prabowo untuk membentuk Zanken Kabinet adalah langkah awal yang positif, tetapi langkah ini harus diiringi dengan kebijakan-kebijakan konkret yang memperkuat sistem pencegahan korupsi di level kementerian dan lembaga negara. Jika tidak, harapan baru ini bisa saja berubah menjadi kekecewaan seperti yang kita saksikan dalam beberapa tahun terakhir.

Pada akhirnya, mimpi tentang pemerintahan yang bersih, transparan, dan bebas korupsi bukanlah utopia. Ini adalah tujuan yang bisa dicapai jika ada kemauan politik, sistem yang baik, dan dukungan penuh dari masyarakat. Indonesia, dengan segala potensinya, berhak mendapatkan pemerintahan yang bekerja untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.***MG

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun