Mohon tunggu...
Marius Gunawan
Marius Gunawan Mohon Tunggu... Konsultan - Profesional

Tulisan sebagai keber-ada-an diri dan ekspresi hati

Selanjutnya

Tutup

Politik

Fufufafa adalah Gibran: Imaginasi Berlebihan?

13 September 2024   12:47 Diperbarui: 13 September 2024   13:01 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anonimitas di dunia maya memang bisa menjadi ruang kebebasan berekspresi, tetapi ada batasan yang harus dijaga, baik dari sisi etika maupun hukum. Ketika seseorang bersembunyi di balik akun palsu dan menulis hal-hal yang berpotensi merugikan orang lain, ini adalah pelanggaran tanggung jawab moral. Kita harus bertanya: seberapa jauh anonimitas ini bisa dibenarkan? Adakah batasan etis atau legal yang harus diterapkan agar kebebasan ini tidak berakhir dengan merugikan orang lain?

Di Indonesia, hukum terkait penyebaran berita bohong (hoaks) dan ujaran kebencian sudah jelas. Pelanggaran terhadap hal ini dapat dikenakan sanksi, terlepas dari apakah pelakunya menggunakan akun anonim atau tidak. Namun, dalam prakteknya, dunia maya masih penuh dengan akun-akun abal-abal yang menyebarkan desas-desus tanpa bukti. Di sinilah kita sebagai masyarakat perlu lebih kritis dan bijak dalam memilah informasi, agar tidak terjebak dalam drama seperti Fufufafa ini.

Sebuah Drama yang Tidak Perlu

Pada akhirnya, drama Fufufafa hanyalah satu contoh kecil dari bagaimana dunia maya bisa menciptakan realitas yang berbeda dari kenyataan. Isu yang seharusnya tidak penting bisa menjadi besar dan menarik perhatian publik, terutama ketika media mainstream ikut meramaikannya.

Kita harus lebih berhati-hati dalam menyikapi isu-isu seperti ini. Jangan mudah percaya pada teori konspirasi atau desas-desus yang tidak berdasar. Dunia online bisa menjadi tempat yang penuh kebebasan, tetapi kita juga harus menjaga etika dan tanggung jawab dalam penggunaannya. Anonimitas bisa melindungi identitas, tetapi tidak bisa melindungi kita dari konsekuensi moral jika kita menyalahgunakannya.

Drama Fufufafa mungkin akan segera berakhir, tetapi ini harus menjadi pelajaran bagi kita semua: bijaklah dalam menggunakan media, karena tidak semua yang viral itu penting, dan tidak semua yang terlihat nyata itu benar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun